KABANJAHE - Petani jeruk di Tanah Karo belakangan ini cukup tertekan dalam merawat tanaman. Hal ini dikarenakan serangan hama lalat buah sampai sekarang belum juga dapat terbasmi. Salah seorang petani jeruk, B.Sinuhaji menjelaskan, dirinya sangat kesulitan mengatasi hal ini. Apalagi, penduduk Desa AjimBelang ini memiliki lebih kurang 3000 pohon jeruk.

"Dalam perawatan tanaman jeruk ini kita cukup besar biayanya, mulai dari pemupukan, pembasmian hama kutu sampai pada lalat buah. Jika kita hitung dalam satu tong air 200 liter, itu bisa berbiaya 250 ribu. Jadi jika harga jeruk 5000 per kg, sudah pasti kami rugi," ujar Sinuhaji, Sabtu (13/1/2018).

Dia kembali mengatakan, dengan harga jeruk hari ini sudah mencapai 8000/kg dari ladang, mereka bisa sedikit untung karena biaya pupuk sudah terbantu dengan hadirnya pupuk NPK Komplit Bintang Tani 55.

"Kami termodal 9000 perbatang cukup 2 kg. Tidak lagi menggunakan kompos atau NPK yang lain. Jadi harapan kami pemerintah bisa mencarikan solusi agar lalat buah ini bisa terbasmi habis dan harga jeruk pun bisa normal di atas 8000/kg," ungkapnya.

Secara terpisahk, Rais Sinaga selaku Agronomis Pupuk Bintang Tani 55 ketika ditemui di Toko UD Matawari Ujung Aji Berastagi mengaku, jika saat ini pupuk Bintang Tani 55 cukup digemari para petani jeruk, kentang, cabe dan Kelapa Sawit. Disamping harga murah, pupuk ini berkualitas tinggi dan praktis karena unsur pupuk yang cukup memadai.