JAKARTA - Politikus Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, membantah pernyataan Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur La Nyalla Mahmud Matalitti, yang mengklaim dimintai mahar politik Rp 40 miliar agar dicalonkan dalam pemilihan kepala daerah Jawa Timur 2018. Menurut Riza, justru Partai Gerindra yang mencari uang untuk para pasangan calon yang diusung.

"Enggak ada itu. Kami sudah paham aturan, enggak ada mahar-mahar," katanya kepada Tempo di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jakarta, Kamis, (11/1/2018)

Riza menuturkan rata-rata calon yang diusung Gerindra dalam pilkada 2018 "tidak punya uang" untuk maju.

Riza mencontohkan saat partainya mencalonkan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012 lalu. Menurut dia, Gerindra saat itu merogoh kocek Rp 62,5 miliar untuk mendukung pasangan Jokowi-Ahok.

Ia juga mengambil contoh beberapa calon yang diusung dalam pilkada 2018. Riza menyebutkan beberapa nama, seperti Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Purn) Sudrajat, yang diusung di Jawa Barat, serta Panglima Komando Strategis Cadangan TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal Edy Rahmayadi.

Menurut Riza, keduanya diajukan Gerindra tanpa mahar politik tertentu. Malahan, kata dia, kedua orang itu "tidak punya uang" saat dicalonkan Gerindra.

"Tanya mereka (Sudrajat dan Edy), ada uang (untuk maju) enggak? Enggak ada," ucap Wakil Ketua Komisi II DPR itu. "Malah partai yang cari uang."

Sebelumnya, La Nyalla mengembalikan surat tugas yang diberikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur. Masalahnya, dia mengklaim dimintai uang RP 40 miliar untuk dana saksi dan harus diserahkan sebelum 20 Desember 2017.***