BATANG - Saat ini Pemerintah kabupaten Batang sedang mendorong masyarakat untuk mengembangkan potensi lokal yang dimiliki masing-masing desa. Tujuannya selain untuk mensejahterakan masyarakat juga untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Salah satu potensi lokal yang layak terus dikembangkan adalah produksi kopi yang tersebar disejumlah wilayah, salah satunya di Desa Lobang, Kecamatan Limpung yang berhasil mengembangkan produksi kopi Robusta Lobang.

"Minum kopi sekarang menjadi trend gaya hidup di zaman now. Penghobi minum kopipun kini semakin bertambah tidak hanya kaum adam saja, namun sudah merambah kaum hawa dan tidak melihat strata. Dan potensi itulah yang mampu ditangkap oleh Desa Lobang ini,” ujar Bupati Batang, H Wihaji saat melaunching dan menandatangani akta hasil produk Kopi Robusta Lobang di Wana Wisata Polowono Desa Lobang Kecamatan Limpung, beberapa waktu lalu.

Bupati menjelaskan, langkah yang dilakukan Desa Lobang tersebut menjadi bukti suksesnya salah satu visi misi, yaitu One Village One Product atau satu desa satu produk. Karena itu, pihaknya berharap langkah Desa Lobang dapat diikuti desa yang lainnya.

“Pemerintah punya kewajiban mendukung promosi kopi Robusta Lobang agar lebih dikenal, serta mendapat pasar di Indonesia maupun mancanegara. Untuk mengenalkan produk kopi robusta Lobang perlu adanya branding. Karena itulah, komunitas maupun penggiat kopi, ayo bersama Pemkab untuk membrending kopi lobang,” pinta Wihaji.

Bupati mengungkapkan, kopi robusta memiliki pasar yang besar yaitu 80% pasar kopi dunia. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh elemen untuk memanfaatkan peluang yang ada untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.

“Kita tunjukan bahwa batang memiliki kualitas kopi yang tidak kalah dengan kelas dunia. Ayo kita mulai dari lingkungan keluarga untuk minum Kopi Robusta Lobang, dengan begitu nantinya kopi hasil produksi Batang dinikmati semua kalangan. Sehingga kopi dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan untuk petani kopi, konsumen dan penggiat kopi,” jelas bupati.

Penggiat Kopi sekaligus pembina kopi Desa Lobang Weko S mengatakan, petani kopi Desa Lobang memiliki luasan lahan seluas 1,5 ha dan rencananya akan ditambah lagi lahannya seluas 1,5 ha yang dikelola sebanyak 200 petani kopi.

“Lahan 1 Ha menghasilkan kopi rata-rata 1 ton pertahunnya yang mana panen setahun sekali dengan dihargai Rp 25 ribu/kg. Sesuai harga tertinggi dunia yakni Rp 25 ribu/kg.” ungkapnya.

Untuk mebih meningkatkan kualitas, petani kopi juga mendapatkan edukasi sehingga kualitas kopi sesuai yang diharapkan konsumen. Untuk produk kopi meliputi Robusta desa Lobang terdiri dari Klon Tlugusari dan S3.

“Rencananya wanawisata Desa Lobang akan dijadikan tempat edukasi kopi robusta dengan menggandeng komunitas kopi,selain untuk memberikan edukasi bagi petani kopi setempat, dan juga pengunjung wisata.” ungkapnya. (rls)