MEDAN - Memasuki awal tahun 2018, Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali erupsi. Tercatat, hingga kini kurang lebih delapan kali erupsi. Karenanya, status gunung tersebut masih berada pada level IV atau awas. Menurut petugas Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Nurul Asrori Rabu (3/1/2018), siang tadi sekira pukul 11.31 WIB terjadi lagi satu kali erupsi dengan tinggi kolom 2.000 meter, amp 75 milimeter dan lama gempa 437 detik. Arah angin bertiup ke timur-timurlaut dengan kekuatan lemah.

Kepala Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, Armen Putra mengatakan, dari catatan di awal tahun 2018 ini, sejak kemarin kurang lebih ada tujuh kali terjadinya erupsi (belum termasuk hari ini).

Antara lain, pada 1 Januari erupsi tertinggi itu sekitar 2,8 km dan 2 Januari tiga kali.

“Melihat status dan tingginya aktivitas Gunung Sinabung saat ini, masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara. Kemudian, di dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara-Timur dan jarak 4 km sektor utara-timur Gunung Sinabung,” ungkapnya.

Menurut dia, masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di gunung itu agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar.

“Mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang,bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai itu agar tetap menjaga kewaspadaan. Sebab, bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air, sehingga mengakibatkan lahar atau banjir bandang ke hilir,” jelasnya.

Ia menambahkan, potensi saat ini masih tinggi karena aktivitas Sinabung juga tinggi. Masyarakat juga dihimbau untuk menjauhi zona merah tersebut.