MEDAN-Presiden Global Geopark Network (GGN) UNESCO, Guy Martini memuji Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa di antaranya Danau Toba.

Ia mengaku, selain Kaldera Toba, dirinya juga telah mengunjungi beberapa tempat yang juga diajukan untuk menjadi UNESCO Global Geopark (UGG), seperti Danau Rinjani, Pelabuhan Ratu dan Sumatera Barat (Ranah Minang).

Namun, menurutnya, berdasarkan dossier yang dikirimkan Tim Percepatan Geopark Kaldera Toba yang diketuai langsung Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung, Danau Toba punya nuansa berbeda dengan seluruh kekayaannya.

“Danau Toba itu tempat luar biasa. Kami mencoba bimbingan dan memberikan dukungan sebisa mungkin. Karena penilaian itu dilakukan di Juni 2018, jadi harus bisa disiapkan sebaik-baiknya,”ujar Guy Martini saat menghadiri diskusi tentang Strategi Pengelolaan Geopark Kaldera Toba Menuju UNESCO Global Geopark (UGG), di Medan, Jumat malam (29/12/2017).

Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hj Nurhajizah Marpaung, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumut Wan Hidayati, Kepala Balitbang Sumut Effendy Pohan, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekbang Binsar Situmorang, para ahli, seniman serta sejumlah pihak terkait.

Martini menjelaskan, saat membicarakan geopark tidak hanya sekadar bicara geologi atau alam semata. Tetapi keseluruhan aspek di dalamnya, seperti geologi, hayati dan kultur.

Selain itu, geopark berarti menjaga warisan bumi, mengelolanya, mempromosikannya. Sehingga bukan hanya memelihara kekayaan alam yang ada, namun juga bagaimana bermanfaat bagi masyarakat setempat, mampu membangun konsep perekonomian dan pemabangunan berkelanjutan dengan mengedepankan kearifan budaya lokal.

“Pengelolaan di dalamnya menggunakan sistem kerja sama melibatkan masyarakat setempat. Begitu juga keberadaan rumah makan, hotel dan pemandu wisata, berbasis geopark. Mempromosikan produk lokal, mengedepankan identitas ‘Batak’ agar mereka yang ada di dalamnya merasa bangga sebagai bagian dari Danau Toba,” pungkasnya.

Martini akan mengunjungi beberapa tempat, khususnya 16 geosite yang telah ditentukan oleh Tim Percepatan Geopark Kaldera Toba sebagai bukti sejarah bagaimana proses terbentuknya kawah dan Pulau Samosir, hingga membentuk satu kawasan besar dengan potensi geowisata yang luar biasa.

Selama kurang lebih tiga hari, ia juga akan memberikan masukan terkait apa saja yang perlu dibenahi agar GKT masuk menjadi UGG.

Nurhajizah mengatakan, Guy Martini ke Sumut diharapkan dapat memberikan bimbingan, sekaligus motivasi untuk bisa meningkatkan kualias pengelolaan Geopark Kaldera Toba agar diakui sebagai taman bumi warisan dunia.

“Kami ucapkan terima kasih atas kehadiran Mr Guy Martini di pertemuan ini. Kami berharap Anda bisa menikmati kunjungan selama berada di Indonesia, khususnya ke Medan dan terkhusus lagi untuk melihat kawasan Danau Toba. Sebagai asesor yang ahli soal geopark, kami mohon arahan agar Geopark Kaldera Toba (GKT) masuk dan diakui UNESCO,” ujar Nurhajizah.

Dikatakan Nurhajizah bimbingan dan arahan dari Tim Asesor UNESCO sangat diperlukan agar pengelolaan GKT sesuai dengan apa yang disyaratkan oleh lembaga PBB tersebut. Oleh karenanya, dalam kesempatan tersebut dirinya mengharapkan keseriusan dan kerja keras untuk bisa mendapatkan pengakuan dunia.

“Sebab, jika kesempatan kali ini tidak bisa diraih, maka waktu berikutnya akan cukup lama hingga 5-10 tahun ke depan,” ujar Nurhajizah.

“Saya kira memang awalnya pemerintah kabupaten/kota kurang terlihat, tetapi belakangan ini sudah mulai mereka (pemkab se-kawasan) serius dan berbenah. Sudah mulai mempersiapkan apa-apa yang menjadi rekomendasi UNESCO itu. Memang tidak bisa singkat, tetapi ini terus jalan,” lanjut Nurhajizah.