MEDAN-Kalau dahulu, perempuan Indonesia berjuang untuk kemerdekaan dan penghidupan yang layak, saat ini persoalan yang dihadapi perempuan semakin kompleks.


Perempuan khususnya kaum ibu di era milenial juga menghadapi banyak persoalan dan tantangan, diantaranya bagaimana menyikapi globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi informasi agar tidak berpengaruh negatif bagi perkembangan anak.

Hal tersebut diungkapkan oleh istri Gubernur Sumut, Hj. Evi Diana Sitorus saat diminta tanggapannya tentang Hari Ibu.

Hari Ibu menurut Evi adalah momen yang spesial bagi kaum perempuan, khususnya kaum ibu. Evi terkenang pada masa lalu, bagaimana merasakan momen Hari Ibu ketika masa kanak-kanak hingga remaja.

“Kalau dahulu sebelum menikah, hari ibu selalu adalah saat setiap anak menunjukkan rasa sayang dan cinta kepada ibu  yang telah begitu berjasa melahirkan dan membesarkan. Dan kini setelah menjadi ibu, momen peringatan hari ibu menjadi semakin berarti dan bermakna,” kata Ketua TP PKK Provinsi Sumut ini.

Bila dilihat sejarahnya, sebenarnya Hari Ibu dirayakan sebagai hari nasional berdasarkan pada tanggal pelaksanaan kongres Perempuan Pertama  digelar yaitu pada 22 Desember 1928. Kongres Perempuan yang memperjuangkan kemerdekaan dan penghidupan yang layak bagi para perempuan Indonesia merupakan tonggak seajrah dan membuktikan kekuatan dan keuletan perempuan Indonesia .

Sehingga sebenarnya Hari Ibu memiliki makna yang lebih mendalam, bukan hanya sekadar kasih sayang ibu dan anak. “Hari Ibu sesungguhnya adalah tonggak sejarah perjuangan perempuan Indonesia untuk kemerdekaan, memupuk rasa kebangsaan, dan juga perjuangan perempuan Indonesia untuk mendapat hidup yang layak," ujar Evi.

Kalau dahulu kata Evi Diana, perempuan Indonesia berjuang untuk kemerdekaan, rasa kebangsaan dan untuk penghidupan yang layak, saat ini persoalan yang dihadapi juga semakin kompleks. Perempuan khususnya kaum ibu kini menghadapi banyak persoalan diantaranya menyikapi globalisasi dan pesatnya perkembangan perkembangan teknologi informasi yang dapat mengancam perkembangan anak.

“Perkembangan informasi dan teknologi tidak mungkin dihempang dan dicegah, sebagai ibu, kita harus mampu menyikapinya dan menganatisipasi berbagai perubahan dalam upaya melindungi anak-anak, generasi penerus kita,” ujar Evi

Karenanya sosok ibu, kata Evi, sangat penting dalam menjaga lingkungan keluarga. Dengan kasih sayang dan kebijaksanaan seorang ibu,  dampak negatif globalisasi dan digitalisasi mudah-mudahan bisa disikapi.

Untuk itu, Evi menghimbau kepada kaum perempuan dan khususnya kaum ibu, untuk selalu cerdas dan cermat menyikapi keadaan. Walaupun seorang ibu bisa berkarir, namun tetap tidak melupakan tugas sebagai ibu, dengan memberikan kasih sayang dan pendidikan di lingkungan keluarga kepada anak-anak yang menjadi tanggungjawabnya.

"Peran ibu sangat menentukan kemajuan daerah dan bangsa, karena ibu merupakan pendidik pertama bagi anak.  dan  ibu yang dapat menanamkan karatkter dan nilai-nilai yang baik bagi kepribadian anak sebagai modalnya kelak menjalani kehidupan," demikian Evi.