LANGKAT - Pelaku aksi perusakan Taman Makam Wakaf Haji Muhammad Nur di Desa Sei Bilah, Kelurahan Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, akhirnya terkuak. Para pelaku yang diamankan teryata masih anak-anak (dibawah umur). Ironisnya, aksi kejahatan dilakukan mereka karena ingin mengambil besi makam, dan uangnya dipergunakan untuk mabuk dengan menghirup lem (ngelem). 

Hal ini diutarakan oleh Kapolsek Pangkalan Brandan AKP JM Sitompul, saat dihubungi via selular.

"Memang para pelaku sempat kita amankan dan semuanya masih dibawah umur. Dari pengakuan mereka ada 12 orang, dan yang kita amankan sudah 9 orang," kata Kapolsek. 

Dirinya secara pribadi cukup prihatin dengan tindakan para pelaku. Sebab, selain masih dibawa umur, aksi kejahatan yang dilakukan didasari karena lem.

"Jadi setelah kita amankan, mereka kita introgasi sesaat. Disinilah kita merasa trenyuh selaku orangtua. Ternyata aksi kejahatan didasari karena ingin mendapat uang untuk beli lem," lirih AKP JM Sitompul. 

Karena masih di bawah umur, akhirnya Kapolsek, mengambil inisiatif untuk mengundang orangtua, tokoh agama serta para pemilik makam yang dirusak dan penjaga makam. Mereka mengadakan rapat untuk mengambil solusi terbaik. 

"Polisi inikan bukan hanya sebagai penegak hukum, tapi kita juga sebagai pengayom masyarakat. Makanya saya mengundang para korban dan tokoh agama serta muspika. Disini kita mencari solusi terbaik untuk kelangsungan generasi muda ini," sebut Kapolsek. 

Hingga akhirnya, jelas dia, disepakati seluruh unsur muspika dan tokoh agama serta korban, Remaja ini dibina dan dikembalikan kepada orang tua masing-masing, dengan catatan orangtua para pelaku harus mengganti makam yang sudah rusak. 

"Anak-anak inikan dilindungi undang-undang, jadi kita tidak bisa serta merta mengambil tindakan tegas. Kita juga harus menggunakan hati nurani untuk mengambil keputusan. Jadi, kita sepakati mereka untuk dibina dan dikembalikan kepada orang tua mereka masing-masing," papar Kapolsek. 

Selain itu, terang dia, pihak kepolisian juga memberi masukan kepada orangtua, untuk mendidik anak-anak mereka agar berguna bagi nusa dan bangsa.

"Jadi itulah tugas kami sebagai polisi yang mengayomi masyarakat. Kita harapkan, generasi muda ini bisa berubah dan berguna bagi negara ini," harap dia. 

Kapolsek juga mengakui, memang didaerah Brandan, aksi kejahatan seperti narkoba cukup memprihatinkan. Terlebih di Desa Sei Bilah, yang memang selama ini dicap sebagai kampung neraka. Untuk itulah diharapkanya, dengan tindakan koperatif kepada warga dengan melakukan pendekatan. Daerah tersebut bisa berubah menjadi lebih baik lagi. 

"Kalau kita bandingkan dengan 'Kampung Kubur' di Medan. Kondisi disana (Sei Bilah) tak jauh berbeda. Bahkan beberapa waktu lalu, sempat anggota kita dari Sat Narkoba, untuk masuk. Namun, masyarakat disana tidak koperatif dan meneriaki anggota dengan maling, Sehingga kita sulit melakukan penangkapan. Oleh sebab itu, kita berusaha melakukan pendekatan secara individu, berharap daerah itu bisa berubah," tegas Kapolsek. 

Untuk diketahui, aksi pengrusakan makam sempat membuat warga heboh. Merekapun berduyun-duyun mendatangi makam. Sedikitnya ada sekitar 7 makam yang dirusak dan diambil besinya. Dan warga disana berharap agar para pelaku diamankan dan warga juga sempat menuding. Aksi kejahatan dilakukan karena terpengaruh narkoba.