NISEL-Warga Hiliamaetaniha Kecamatan Luahagunde Maniamolo Nias Selatan (Nisel) dibantu Polres Nisel dan anggota Koramil Telukdalam membongkar 20-an rumah adat berusia seratusan tahun yang nyaris ambruk akibat tanah longsor dua minggu lalu.


Ketua Posko Bencana Kornelius Wau mengaku, selain mengancam keselamatan warga, puluhan rumah tersebut dibongkar karena dikhawatirkan berdampak pada ratusan rumah adat lainnya. "Sangat disayangkan hingga kini bantuan rehab dari Pemkab belum ada," katanya.

Desa budaya berumur dua ratusan tahun ini berada di puncak perbukitan, sehingga rawan terkena longsor. Sekitar 400-an warga yang mendiami rumah adat terancam tidak memiliki tempat tinggal. "Sejak longsor bulan lalu, 35 kepala keluarga terpaksa dievakuasi ke tenda darurat namun sebagian mengungsi di rumah kerabat mereka," kata Wau.

Wau menilai, perhatian Pemkab Nisel sangat rendah terhadap korban. Sejak adanya musibah Pemkab hanya memberikan bingkisan seadanya. "Warga membutuhkan perbaikan atau penyediaan tempat tinggal karena rumah adat yang terkena longsor sudah dibongkar mengantisipasi kerusakan lebih besar," katanya.

Sementara Pemkab Nisel melalui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Anselmus Dachi mengatakan, anggaran khusus bencana alam di Nisel tahun ini tidak ada. Daerah dikatakan sudah mengusulkan dana rehab rumah dan tembok penahan ke Pemprovsu untuk digunakan tahun depan.