Deliserdang-Sejumlah petani ikan di Desa Payabado, Patumbak, Kabupaten Deliserdang terancam gagal panen.

Pasalnya, hujan deras yang turun dalam beberapa hari terakhir, membuat kolam mereka meluap. Ratusan kilo ikan yang sudah siap panen berhamburan keluar kolam.

“Puluhan juta bang lenyap. Padahal kira-kira sebulan lagi ikannya sudah bisa dipanen. Apalagi ini sudah mau tahun baru, sudah banyak yang pesan,” kata Mario Siregar.

Diakui Mario banjir kali ini lebih buruk dari biasanya. Jika sebelumnya kontrol air masih berfungsi, kali ini tidak. Ditambahkan petani khusus ikan mas ini, bukan air saja yang dibawa, tapi juga sampah, kayu dan batang pisang. Akibatnya dinding kolamnya jebol dan ikannya berhamburan ke sawah dan tali air.

“Tak nyangka bang, waktu hujan hari Jumat (1/12) kemarin kukira cuma sebentar, tahu-tahu lama. Kebetulan waktu itu aku ada natalan tak sempat buka kontrol air. Saat aku pulang, dindingnya sudah hancur,” jelasnya.

Tidak hanya Mario, keluhan yang sama juga disampaikan Eduward Marbun, tetangganya yang juga seorang petani ikan.Eduward juga mengaku rugi puluhan juta. Ratusan kilo ikan mas miliknya yang siap dipanen raib dari kolamnya.

“Sama bang, ikannya ada siap panen. Targetnya memang Natal dan Tahun Baru. Tapi kalau sudah begini, enggak tahulah bilang apa,” akunya.

Dijelaskannya, selain karena hujan deras, air yang melimpah karena kiriman dari hulu. Air membawa sampah dan batang kayu yang menghancurkan dinding kolam mereka. Tahun-tahun sebelumnya tidak separah ini. Paling-paling air meluap. Tapi karena ada kontrol bisa langsung dibuka.

“Kemarin nggak sanggup lagi. Air sudah terlalu tinggi. Lagipula banyak sampah dan batang pisang yang dibawa air yang menjebolkan dinding. Semua air yang dari Polda (Mapoldasu) kemari. Sampah-sampah yang ada di parit ikut terbawa,” jelasnya.

Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan Syahnan, mengatakan, anomali cuaca masih akan terus berlanjut. Pada siang hari udara akan begitu panas dan menjelang sore harinya berubah mendung dan hujan deras.

Hal itu berlangsung merata di sejumlah daerah di Sumatera Utara. Hal itu merupakan dampak dari fenomena siklon tropis cempaka dan pembelokan angin di sekitar Laut China Selatan.