JAKARTA - Pemerintah berpotensi mengubah besaran tarif Kereta Api tujuan Bandara Soekarno-Hatta (KA Bandara Soetta) yang sebelumnya ditentukan sebesar Rp100 ribu, karena dianggap terlalu mahal.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku Presiden Joko Widodo menilai tarif tersebut terbilang terlalu mahal untuk masyarakat. "Telalu mahal, tolong dikaji lagi," ujarnya menirukan pernyataan Jokowi.

Menanggapi hal itu, menurut dia, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengkaji kembali besaran tarif kereta yang lebih terjangkau.

"Jadi kita akan kaji dengan suatu angka yang lebih bersahabat tapi angka itu belum final," jelasnya setelah menghadiri acara Focus Group Discussion (FGD) BUMN Expose di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Selasa (5/12).

Khusus tahap uji coba hingga akhir Desember 2017, Budi Karya menambahkan, Kereta Bandara akan menerapkan tarif promosi sebesar Rp 30 ribu.

Sayangnya, Budi Karya masih belum bisa memastikan waktu Kereta Bandara akan bisa mulai dipergunakan oleh masyarakat dengan tarif promosi tersebut.

Menurutnya sampai saat ini KA Bandara Soetta masih diuji coba lebih lanjut. Budi Karya juga meminta maaf atas keterlambatan beroperasinya KA Bandara Soetta.

"Minggu depan akan kita coba mulai sosialisasikan lagi lebih lanjut. Sampaikan minta maaf karena ada beberapa lintasan yang harus lebih dipadatkan," terangnya.

Ia berharap, masyarakat dapat menggunakan KA Bandara secara maksimal ke depan. Pasalnya, transportasi massal terbaru ini dianggap dapat mengurangi kepadatan lalu lintas dari arah Jakarta menuju bandara.

"Dalam catatan kita paling tidak 20-30 persen penumpang yang ke Soekarno-Hatta akan berpindah," katanya.

Selain itu, menurut Budi, tidak ada Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) yang dikucurkan untuk proyek KA Bandara ini.

"Kalaupun nanti ada suatu tarif tertentu marilah kita dukung karena ini 100 persen investasi swasta bukan APBN," pungkasnya. ***