Tebingtinggi-Warga korban musibah banjir di berbagai lingkungan kecewa dengan bantuan yang diberikan Pemko Tebingtinggi.

Pasalnya, bantuan yang diberikan tidak layak konsumsi, sehingga membuat warga dan aparatur pemerintah harus berdebat saat penyerahan bantuan.

Padahal sejak dua hari pasca banjir yang melanda sejumlah kawasan di kota itu, terdapat banyak barang bantuan yang belum disalurkan.

Sejumlah informasi diperoleh wartawan, diperkirakan ada puluhan goni beras tersimpan di gudang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tebingtinggi di Jalan Gunung Leuser. Fakta ditemukan sejumlah wartawan sejak kemarin hingga Selasa pagi, beras bantuan yang diperkirakan berjumlah 1 ton lebih itu masih ada.

Namun, menjelang siang beras bantuan lenyap dari kantor BPBD dan tak diketahui lagi kemana raibnya. “Kalau hitungan saya ada dua ton beras itu,” ujar Tajuddin Tanjung, salah seorang wartawan yang memantau.

Sedangkan di posko utama banjir rumah dinas walikota di Jalan Sutomo, terlihat ratusan kotak mie instan masih tersimpan dan belum didistribusikan, meski banjir sudah surut dan masyarakat telah beraktifitas kembali.

Warga di Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Tebinginggi Kota, misalnya, harus mengelus dada, karena menerima bantuan beras Bulog yang tak layak konsumsi. Pasalnya beras yang mereka terima sudah berkutu, juga mie instan yang dibagikan sudah kedaluwarsa.

“Itu masih ada tak bisa dimasak, karena sudah kedaluwarsa,” ujar Hendrik, warga Link 01, Kelurahan Pasar Baru yang menerima bantuan 4 ons beras dan 3 bungkus mie instan.

Kepala BPBD Kota Tebingtinggi Wahid Sitorus, saat disampaikan fakta adanya beras tak layak konsumsi dan ime instan kedaluwarsa hanya berkomentar; “Kita cek dulu barang-barang yang masuk sama kita,” tambahnya.