NIAS BARAT-Sesuai pengumuman Rektor Universitas Sutomo Medan Musli Hasibuan SE MM menyatakan tidak pernah menyelenggarakan perkuliahan di Nias Barat, sejumlah masyarakat yang sempat mendaftarkan diri resah dan menduga pihak yang mengatasnamakan perguruan itu bermaksud melakukan penipuan.


Dalam pengumuman tersebut ditegaskan bahwa Universitas Sutomo Medan tidak menyelenggarakan kelas jauh atau program studi di luar kampus utama, baik di kawasan Tebingtinggi, Nias maupun di lokasi lain selain kampus inti Jalan Sutomo Ujung No 28 Medan. Selanjutnya diberitahukan bahwa Universitas Sutomo selalu melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) Kemenristekdikti.

Atas pengumuman itu sejumlah masyarakat Nisbar kecewa. "Saya sudah mencium ketidakberesan perguruan itu, adik saya yang sempat ingin mendaftar saya batalkan," ujar Beneamy. Rasa curiga tentang kejelasan perguruan juga dikatakan warga bermarga Daely.

Usman Gulo dan Pardede yang merupakan pengelola perkuliahan di Nias Barat membenarkan pengumuman tersebut. Namun mereka berdalih bahwa tidak salah melakukan pendidikan kelas jauh apabila ada perjanjian antara pihak kampus dengan Pemkab.

Dikatakan, sebelumnya program berjalan lancar, menjadi bermasalah karena adanya pergantian rektor di Universitas Sutomo. "Kami kehilangan dukungan karena pengelola Nisbar tidak mampu memenuhi target mahasiswa sebanyak 300 orang dan uang Rp 300 juta sehingga terbitlah pengumuman itu," kata Pardede.

Dijelaskan Pardede, saat ini pihaknya sudah memegang ijin dari Kemenkumham untuk membuka universitas di Nias Barat dan berencana akan mengalihkan mahasiswa eks Sutomo ke universitas tersebut. Tinggal menunggu komitmen Pemkab," katanya lagi.

Tokoh masyarakat Nias Barat Tohugo Maruhawa mengatakan, hal tersebut merupakan penipuan yang dilakukan pengelola terhadap orangtua mahasiswa dan mahasiswi itu sendiri. Hal ini dapat berujung pidana jika tidak ada itikad baik dari pengelola. Dalam waktu dekat pihaknya juga akan melakukan sosialisasi bagi orangtua mahasiswa dan bersedia mendampingi dalam menuntut haknya.

"Kami akan telusuri siapa pelaku dibalik itu, dan akan melaporkan siapa saja yang mencoba menjadi mafia pendidikan di Nias Barat," katanya.