DELISERDANG-Indikasi kecurangan dalam pembuatan sumur bor oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Deli Serdang di Desa Lama, Kecamatan Hamparan Perak semakin terkuak.

Setelah munculnya keluhan warga karena proses pembuatan sumur hanya menggunakan cara manual meski memiliki anggaran ratusan juta rupiah, kini proyek tersebut justru ditinggalkan oleh para pekerjanya.

"Mesin dompengnya dibawa pulang karena nggak bisa mengerjakan sumur dengan kedalaman 189 meter. Katanya mau diganti pakai mesin besar alat boring biar sanggup sampai kedalaman itu," kata seorang warga, Rusli.

Menurut Rusli, hanya 20 batang pipa yang bisa dimasukkan oleh para pekerja dengan cara manual. Sementara target pengerjaan harus mencapai 189 meter.

"Ya baru sekitar 110 meter lah pipa yang sudah masuk. Kemudian ditinggal sampai sekarang belum datang lagi yang ngebor. Saya juga ikut mengawasi karena saya sudah menghibahkan tanah untuk buat sumur bor ini," sambung Rusli.

Sementara menurut seorang sumber, para pekerja pembuatan sumur bor tersebut melakukan indikasi kecurangan. Sebab pipa yang dimasukkan tidak sesuai ukuran yang sudah ditetapkan.

"Pipa casing seharusnya 6 inci dan 4 inci menggunakan screen (saringan) stainless steel. Tetapi pipa yang dimasukkan hanya 6 inci dan 3 inci tanpa screen stainless steel," ujar sumber tersebut.

Seperti diketahui, masyarakat Desa Lama, Kecamatan Hamparan Perak, mengeluhkan proyek pembuatan sumur bor tersebut karena pengerjaannya dilakukan dengan cara manual. Padahal, kualitas air di kawasan tersebut relatif buruk jika pipa yang ditanam tidak mencapai target potensial.

Pantauan di lpse.deliserdangkab.go.id, proyek tersebut memiliki pagu Rp 600.000.000. Sementara pemenang lelang mengajukan tawaran sebesar RP 570.560.000. Harusnya dengan anggaran yang begitu besar, pengerjaan sumur bor tersebut wajib menggunakan mesin agar kualitas air yang didapat masyarakat optimal.

"Sangat disayangkan. Fasilitas dengan anggaran setengah miliar lebih yang harusnya bisa dinikmati warga malah dikerjakan orang yang tidak profesional dengan alat kerja yang tidak memadai," tukasnya.