TAPANULI SELATAN - Kondisi banjir yang lagi-lagi terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), masih terus menjadi momok bagi masyarakat. Bahkan, banjir masih menggenangi rumah warga. "Kejadian banjir masih terjadi di Kelurahan Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur. Banjir akibat meluapnya Danau Siais dan Sungai Batang Toru," ungkap Bripka Lamsar Sembiring, Personel Polsek Batang Angkola yang turun langsung memonitor bencana tersebut, Sabtu (2/12/2017).

Polisi yang aktif menyambangi warga dan mendapat penghargaan dari pimpinannya ini menjelaskan, saat ini kondisi air di wilayah Rianiate belum surut total, dan masih banyak rumah warga yang terendam.

"Ketinggian air rata-rata 80 centimeter, untuk korban jiwa nihil," ujarnya dan bersama pihak setempat sudah mendirikan posko sebagai tempat pengungsian warga sementara.

Hasil sambang dan data yang dikumpulkannya, Lamsar mengaku ada seratusan rumah warga yang masih terdampak banjir. Mirisnya, untuk bantuan logistik yang biasa disalurkan kepada warga yang menjadi korban banjir, hingga kini belum ada diberikan.

"Untuk logistik belum ada, tapi untuk kesehatan dari pihak puskesmas setempat sudah datang dan juga mendirikan posko kesehatan," terangnya.

Jika kondisi cuaca tidak kembali hujan, menurut cerita warga, kata Lamsar, banjir baru akan surut setelah tiga hari.

"Kondisi air masih menggenangi rumah warga, dan menurut warga paling cepat tiga hari baru surut airnya," tukasnya.

Sebelumnya, Kondisi serupa juga terjadi di Dusun Sibarabara Desa Simataniari, Angkola Sangkunur. Di daerah yang juga menjadi 'langganan' banjir ini, dikabarkan sedikitnya 150 KK terdampak, dua sekolah dan satu rumah ibadah terendam.

"Ketinggian air lebih dari 50 centimeter, banjir disebabkan luapan Sungai Sangkunur dan Sungai Batangtoru yang hampir setiap musim hujan, warga disini selalu menjadi korban," ungkap B Ritonga (37) warga sekitar yang menilai tidak ada kebijakan pemerintah setempat mengenai masalah yang terus menjadi 'momok' bagi banyak warga itu.

Tak hanya di Sibarabara, di Rianiate masih kecamatan yang sama, banjir juga melanda. Dikabarkan puluhan rumah terendam, akibat luapan Danau Siais.

"Di Rianiate juga terendam, dan sampai kini perhatian dan kepedulian pemerintah belum ada. Buktinya bantuan apapun belum ada, mungkin karena sudah sering, makanya pemerintah pun tak mau ambil pusing," ketusnya dan juga kesal terhadap kesigapan pemerintah setempat menangani masalah 'langganan' itu.

Lagi-lagi, pihak pemerintah setempat, lewat pejabat Kecamatan Angkola Sangkunur Thohir Pasaribu pun sangat susah memberikan keterangan dan informasi. Terbukti, nomor handphone miliknya tak kunjung merespon meski dalam keadaan aktif.

Tak hanya pihak Kecamatan saja, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Tapsel lewat Kalaksa Ibrahim Lubis pun tidak memberikan jawaban terkait bencana tersebut. Parahnya lagi Golfrid L Tobing, juga petugas di BPBD Tapsel malah mengaku belum mendapatkan data terkait bencana yang sudah terjadi beberapa hari itu.

"Kami juga (masih) menunggu kabar data dari (masing-masing) camat yang bersangkutan. Dan sampai saat ini, belum masuk juga," pungkasnya.