JAKARTA - Hari ini, Ketua DPD RI, Oesman Sapta menerima kunjungan terakhir Dubes Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin. Pasalnya, Dubes Rusia tersebut sudah habis masa jabatannya di Indonesia dan akan kembali ke negaranya pada akhir Desember 2017 mendatang.

Dalam pertemuan tersebut, Oso tidak hanya menanyakan kesan salama Mikhail Galuzin bertugas di Indonesia, tapi dirinya juga kembali mempertanyakan soal kerjasama pengembangan beberapa proyek yang melibatkan dua negara yakni Rusia dan Indonesia, Selasa (21/11/2017) di ruang kerjanya, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta.

Salah satunya yang dipertanyakan Oso adalah proyek pembangunan kilang minyak bersama Pertamina di Tuban dan Kereta Api di Borneo Kalimantan Barat. "Tadi saya menanyakan soal perkembangan kerjasama antara kita (Indonesia, red) dengan Rusia. Terutama soal pembanungan dan proyek kereta api di Kalimantan. Dan beliau mengatakan, masih sedang dikerjakan," ujar Oesman Sapta Odang.

Dalam hal pengerjaan dianggap tidak ada masalah, hanya saja kata Oso, persoalan tarif antara Kereta Api dan perusahaan tambang batu bara di Kalimantan belum menemukan kesepakatan. "kendalanya ya soal tarif saja, kalau soal pembangunan dan lain-lain tak maslaah," paparnya.

Selain itu kata Oso, Dubes Rusia juga meyakinkan bahwa beberapa kerjasama kedua negara baik dalam bidang ekonomi, militer, dan pendidikan, akan tetap berlanjut dan kembali ditingkatkan. "Semua tadi kita bicarakan termasuk membahas soal beasiswa pendidikan, dimana pihak Rusia tahun ini juga menambah kuota beasiswa bagi para mahasiwa yang akan kuliah disana," paparnya.

Oso yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI itu menambahkan, pihaknya akan tetap berupaya untuk tetap menjaga dan mempererat hubungan bilateral antar kedua negara. "Selama ini sudah baik. Dan itu akan kita tingkatkan lagi," tandasnya.

Sementara itu, Dubes Rusia Mikhail Gazulin mengaku sangat terkesan dan berat meninggalkan Indonesia. Berbagai kenangan baik suka dan duka ia rasakan selama lima tahun bertugas di Indonesia. "Keramahan masyarakat Indonesia dan keindahan alam seperti di Sumatera, Kalimantan, Bali, Jawa dan Sulawesi, ini yang membuat saya betah dan berat meninggalkan Indonesia," katanya.

Namun demikian, dirinya mengaku harus pulang ke Kota Moskow, karena penggantinya juga akan segera datang ke Indonesia. Saat berpamitan dengan Oesman Sapta, Mikhail Gazulin juga sempat meminta, agar Indonesia khususnya DPD RI dan DPR RI, tetap menjalin hubungan baik dengan Rusia.

Diakhir pertemuan, Dubes Rusia tersebut juga berharap, agar Oesman Sapta berkenan hadir menerima undanganya ke Moskow. "Saya mengucapkan terimakasih kepada pak Oso, jika berkenan pak Oso juga saya undang ke negara kami. Karena selama 5 tahun saya bertugas di Indonesia, secara pribadi saya banyak dibantu sama pak Oso dan semua staf DPD RI. Beliau selalu membantu dan menyambut kami dengan baik," tandasnya.

Menurutnya, berkat dukungan yang baik dari Parlemen dan Pemerintah Indonesia, dirinya juga beberapa kali sempat melaksanakan kegiatan resmi kenegaraan, terlebih lagi dengan dengan DPD RI. "Termasuk acara yang mengundang Ketua Senat Rusia pada bulan Nopember 2016 dan bersama Ibu Menteri Luar Negeri Rusia pada Agustus 2017 lalu," paparnya.

Acara pamitan tersebut berakhir dengan saling menukar cinderamata, dimana Oesman Sapta memberikan kenang-kenangan miniatur "Rumah Gadang" yang diharapkan Dubes Rusia tersebut tidak melupakan bumi Minangkabau dan Pulau Sumatera.***