MEDAN-Sebelum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menetapkan Erry Nuradi sebagai calon Gbernur Sumut (Gubsu) yang akan diusung pada Pilgubsu 2018, sesungguhnya Prananda Surya Paloh yang tak lain merupakan putra pendiri Nasdem, Surya Paloh, berkeinginan kuat untuk terpilih menjadi orang nomor 1 di Sumut.

Namun, keinginan itu harus dikubur dalam-dalam untuk saat ini, karena anggota Fraksi Nasdem DPR itu tidak memenihi syarat pencalonan dari segi umur.

Dikutip dari wikidpr.org, Prananda lahir di Singapura, 21 September 1988 atau baru 29 tahun. Sementara, sesuai UU Pilkada seseorang baru bisa mencalonkan diri menjadi gubernur jika usianya minimal 30 tahun.

Hal itu diungkapkan Ketua PP Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Wilayah I Sumatera Utara - Nangroe Aceh Darussalam, Swangro Lumbanbatu kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (15/11/2017). Ia mengatakan, dalam pertemuannya dengan Prananda, di Medan, Sabtu (11/11/2017), keinginan menjaid calon Gubsu itu disampaikannya.

"Dia bilang ke saya, sayangnya umurnya tak memenuhi. Terpaksa Erry ditetapkan menjadi Cagubsu," kata Swangro.

Keinginan kuat Prananda ikut dalam kontestasi pertarungan menuju Sumut 1, kata Swangro, terlihat jelas dari keaktifannya berkunjung ke basis-basis pendukung yang menyebabkannya terpilih menjadi anggota DPR RI.

Sebagaimana diketahui, bertempat di Lapangan Merdeka Medan, Surya Paloh mendeklarasikan dukungan Nasdem kepada Erry Nuradi maju sebagai calon Gubsu pada Pilkada 2018.

Keputusan politik Nasdem tersebut sangat disesalkan Swangro, mengingat partai mengusung isu restorasi tersebut merupakan partai harapan rakyat. Menurtnya, Erry Nuradi tidak ada apa-apanya dibandingkan Ridwan Kamil dan Khofifah Indar Parawansa, yang masing-masing didukung Nasdem maju di Pilgub Jawa Barat dan Jawa Timur.

Sementara itu, Erry Nuradi dalam deklarasi pencalonannya sebagai Gubsu mengklaim dirinya sebagi pemimpin Sumut yang berhasil. Lima bukti dipaparkan Erry guna menjelaskan keberhasilannya. Pertama, ditetapkannya Provinsi Sumatera Utara sebagai tuan rumah penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran tingkat nasional (MTQN) ke-27 tahun depan.

"Yang kedua adalah dipilihnya Sumut menjadi penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) bersama Aceh pada 2022. Untuk pertama kali sejak 1953 Sumut terpilih kembali menjadi penyelenggara PON," ujar Erry.

Yang ketiga, katanya, terwujudnya Danau Toba sebagai destinasi pariwisata internasional. Alat bukti keempat, dinaikkannya status bandar udara Silangit menjadi bandara internasional.

Yang kelima, bertambahnya panjang ruas tol di Sumatera Utara sepanjang 80 km setelah selama 30 tahun hanya 33 km.