MEDAN-Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), HT Erry Nuradi menilai dirinya berhasil selama memimpin Sumut. Atas klaim Ketua DPW Partai Nasdem Sumut tersebut, Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut, Sarma Hutajulu menepisnya.

Bahkan, Sarma menilai Erry Nuradi gagal memimpin Sumut. Ukuranya adalah dikaitkan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2018, yang nota bene merupakan visi dan misi yang disampaikan Gatot Pudjonugroho-Erry Nuradi saat bertarung di Pilgubsu 2013.

Menurut Sekretaris Komisi A DPRD Sumut ini, Sumut Sejahtera dan Berdaya saing yang merupakan tujuan kepemimpinan Erry di Pemprovsu sama sekali tidak tercapai. Secara sederhana hal itu terlihat dari realisasi pelaksanaan APBD serta dari laporan pertanggungjawaban tahunan.

"Coba tanya ke dia berapa kilometer jalan rusak di Sumut yang merupakan kewenangan provinsi yang berhasil diperbaiki. Atau berapa banyak irigasi serta sekolah yang merupakan tanggung jawab gubernur dibenahi. Begitu kalau mau mengukur dia berhasil atau tidak," ujar Sarma.

Kegagalan Erry lainnya dalam memimpin Sumut dikatakan Sarma terlihat jelas saat anggota DPRD Sumut melakukan peninjauan lapangan. Erry Nuradi tidak pernah mengkomunikasikan proyek-proyek Pemprovsu ke pemerintah setempat.

"Kepala-kepala daerah itu mengaku tidak pernah tahu kalau Pemprovsu sedang mengerjakan proyek pembangunan di situ. Jadi tidak ada sinergi antara Pemprovsu dengan daerah-daerah," tutur Sarma.

Pembayaran dana bagi hasil kepada daerah-daerah sjuga ering terlambat. Akibatnya pembangunan di daerah juga terbengkalai.

"Sumut ini bergerak seperti autopilot, tidak apa-apa walau tidak ada dia. Sebab dia pun tidak berbuat apa-apa untuk kemajuan Sumut," terang Sarma.

Sebagaimana diketahui di hadapan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat saat deklarasi pencalonannya sebagai calon Gubernur Sumut di Lapangan Merdeka, Medan, Minggu (13/11/2017), Erry Nuradi menyebutkan ditetapkannya Sumut sebagai penyelenggara MTQN ke-27 pada 2018 dan PON pada 2022 merupakan bukti keberhasilannya memimpin Sumut.

"Itu bukan keberhasilan namanya, tapi giliran. Sumut terkena giliran menjadi penyelenggara," tegas Sarma.

Soal Danau Toba yang saat ini sudah menjadi destinasi pariwisata internasional, Badara Silangit yang berubah menjadi bandara berkelas internasional serta pertambahan panjang ruas jalan tol sepanjang 80 km, juga diklaim Erry Nuradi sebagai keberhasilannya.

Namun Sarma berpendapat lain. Semua yang dikatakan Erry adalah proyek nasional yang menggunakan APBN, bukan APBD Sumut. Jadi yang berhasil itu adalah Luhut Panjaitan untuk Danau Toba dan Bandara Silangit. Sedangkan pembangunan jalan tol adalah keberhasilan Kementerian PUPR.

"Erry Nuradi bisanya hanya mengklaim keberhasilan orang lain," sindir Sarma.