Aek Kanopan-Banjir yang merendam Kecamatan Kualuh Hilir dan Kualuh Leidong, Kabupaten Labuhanbatu Utara menyebabkan jalan yang menghubungkan dua kecamatan tersebut ke Aek Kanopan hampir terputus.

Pasalnya, jalan penghubung Tanjung Leidong menuju Aek Kanopan tepatnya di Desa Sonomartani digenangi air sepanjang satu kilometer dan tinggi air di atas lutut orang dewasa. Akibatnya, masyarakat yang akan menyeberangi jalan tersebut harus menggunakan perahu.

Sabaruddin Simanjuntak (32), warga Kualuah Hilir mengaku kesulitan dan harus membutuhkan waktu satu hari dalam perjalanan menuju Aek Kanopan akibat banjir tersebut.

Pengangkutan hasil perkebunan kelapa sawit warga ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) juga terbengkalai. Dan bahkan banyak truk pengangkut sawit yang terpuruk dan bahkan sawit masyarakat banyak yang terbuang di lokasi banjir saat mengangkutnya ke PKS.

Akibatnya, harga sawit anjlok. Saat ini harga TBS di PKS Rp 1.600/kg. Namun akibat banjir ini harga trun drastis menjadi Rp 1.100/kg.

"Banyak warga memilih tidak memanen kelapa sawitnya akibat banjir ini," kata Sabaruddin di Desa Teluk Binjai.

Hal senada juga diaampaikan K Silaban (50). "Jika transportasi penghubung dari dua kecamatan ke ibukota Labura, yakni Aek Kanopan tidak segera diatasi, maka dikhawatirkan akan terputus.

“Pemerintah harus segera bertindak agar masyarakat terbantu," terang Silaban.

Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah Kabupaten Labura, Yanri saat dikonfirmasi mengaku lagi sibuk.

"Saya lagi sibuk ada pesta di Medan," terangnya singkat melalui selulernya.

Akibat tingginya curah hujan beberapa hari ini, Sungai Kualuh Hulu dan Sungai Aek Kanopan meluap hingga merendam jalan utama penghubung Tanjung Leidong - Aek Kanopan, tepatnya di Desa Sonomartani sepanjang lebih kurang satu kilometer. Ketinggian air di atas lutut orang dewasa.