ASAHAN - Terus diusir hingga dicela adik dan keponakannya sendiri, membuat Sahala Sagala (56) gelap mata hingga melakukan penikaman dan menewaskan adik bungsunya, Timbang Sagala, Rabu (8/11/2017) lalu. "Gimana lae, dia (Timbang Sagala) sama anak-anaknya selalu menghina dan ngusir aku dari rumah," kata Sahala Sagala, pelaku pembunuhan terhadap adik kandungnya sendiri, hingga berujung kematian, saat ditanyai awak koran ini, Sabtu (11/11/2017).

Diakui pecatan tentara tahun 1988 ini, meski berstatus pengangguran dan menumpang di rumah peninggalan orangtuanya, dirinya merasa tidak pantas direndahkan Timbang dan anak-anaknya.

"Aku pulang kampung baru 4 bulan ini. Selama ini aku yang masak, sementara orang itu macam bos. Sejak orangtua kami sudah meninggal dunia, yang nempati ya adekku itu sama anak-anaknya. Kan gak salah kalo aku numpang sementara, karna istriku sudah meninggal dan aku mau cari kerja disini," ucapnya dengan raut serius.

Diakuinya, meski menyimpan sakit hati, namun tak ada sedikitpun menyimpan hasrat untuk menghilangkan nyawa Timbang, adik bungsunya dari enam bersaudara.

"Gak ada niat mau matikan aku lae, cuma mau ngasih pelajaran. Spontan aja nikam dia. Pisaunya kuambil dari rumah, gak ada kusiapkan. Nyesal kali lah aku lae. Apalagi ingat nasib ponakan-ponakanku," kilahnya disaksikan Kanit Reskrim Polsek Kota Kisaran, Ipda Syamsul Adhar SH usai pemeriksaan penyidikan.

"Sementara ini kita sangkakan pasal 338 subsider pasal 351 ayat 3. Motif karna sakit hati terhadap korban," ujar Syamsul Adhar pada wartawan.

Gomgom Sagala anak sulung korban Timbang Sagala menceritakan kepada awak koran ini awal kejadian ribut-ribut sebelum penikaman orangtuanya beliau melihat langsung bersama adiknya. Pamannya Sahala mabuk dan marah - marah kepada orangtuanya di warung tuak. Entah bagaimana Timbang Sagala berlari dari kejaran pelaku dan menikami tubuhnya persis didepan rumah korban.

"Tak sanggup kami melihat orangtua terkapar waktu itu bang, langsung kami bawa ke rumah sakit. Kalau bisa dihukum sampai mati di penjara lah dia (sahala). Tega kali sama bapakku. Apa gak tau paman itu, yang mengasi makan adik-adik ku ini nanti. Siapa lah mengurus kami, adikku masih kecil-kecil,"ujar Gomgom Sagala sambil menghusap airmatanya.

Jhon Simarmata salah seorang keluarga korban dikonfirmasi masalah penikaman Timbang Sagala oleh abang kandungnya ini terkait masalah warisan, beliau membenarkan. Ketersinggungan pelaku tidak pernah diterima dikeluarga tersebut karena sering mengajak bertengkar adik-adiknya.

Sementara warisan yang diserahkan orangtua mereka sebelum meninggal sudah diberikan kepada semua 6 orang anaknya. Kalau pelaku pada saat itu bagiannya untuk mengurus masuk TNI. Namun karena pelaku disersi, dia kembali ke kampung.
"Kalau pelaku dan korban ini sudah lama bertengkar terus. Sebelum kejadian aja, pernah parang-parangan. Kalau warga disini macam sudah biasalah melihat orang ini bertengkar,"cerita Jhon.

Seperti diberitakan sebelumnya, Timbang Sagala tewas usai mendapat 3 tikaman dari abang kandungnya sendiri, Sahala Sagala.

Meski mendapatkan perawatan selama satu hari di RSUD Kisaran, ayah 4 anak yang ditinggal mati istrinya 12 tahun lalu ini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, Kamis (11/11/2017) sekira pukul 19.30.