JAKARTA|Nilai tukar rupiah stabil di tengah isu penundaan reformasi pajak di Amerika Serikat (AS). Kamis (9/11), di pasar spot, rupiah turun tipis 0,01% menjadi Rp 13.516 per dollar AS.

Namun, kurs tengah rupiah Bank Indonesia (BI) naik 0,07% menjadi Rp 13.514 per dollar AS.

Research & Analyst Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan, koreksi rupiah terbatas karena sejumlah anggota parlemen AS dari partai Republik sedang mempertimbangkan penundaan setahun sebelum mengimplementasikan kebijakan pemotongan pajak korporasi.

Ekonom BCA David Sumual menambahkan, rupiah juga tertekan neraca perdagangan China Oktober, yang hanya sebesar 254 miliar yuan. Angka ini di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 275 miliar yuan. "Hal ini kemungkinan memberikan sedikit tekanan pada pasar hari ini karena China mitra dagang Indonesia yang kuat," kata dia.

Namun, data consumer price index (CPI) negeri tirai bambu tersebut kembali naik 1,9% dan bisa menjadi penopang pergerakan rupiah hari ini (10/11). Karena itu, David memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.490–Rp 13.540 per dollar AS.

Sedang menurut perhitungan Lukman, rupiah akan kembali konsolidasi sembari menanti rilis neraca pembayaran kuartal III-2017. Karena itu dia menganalisa rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.475–Rp.13.525 per dollar AS.