MEDAN - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Sofyan Tan langsung meninjau lokasi banjir yang terjadi di Kampung Aur, Medan Maimun, pasca kebanjiran yang terjadi pada Senin pagi.

Sofyan menilai, tidak adanya penyerapan air dan dangkalnya sungai, jadi penyebab terjadinya banjir. Sehingga ketika hujan terjadi di dataran tinggi, tidak ada tempat serapan lagi yang bisa menampung air lebih banyak.

"Saat hujan dari gunung terjadi pasti deras, dimana di hulu tidak ada penyerapan yang bisa memadai,“ kata Sofyan di Kampung Aur.

“Apalagi kedalaman sungai saat ini sudah sangat dangkal. Sehingga air meluber dan terjadilah banjir," tambahnya.

Lebih lanjut, Anggota DPR RI ini menuturkan faktor lain yang menjadi penyebab banjir, karena kanal yang sedianya dibangun oleh Pemerintah Provinsi (Pemprovsu) sebagai tempat pengendali banjir tidak berfungsi sama sekali.

“Sebenarnya untuk mengantisipasi agar tidak terulang kembali banjir, perlu ada penataan yang lebih baik dan berkepanjangan di kawasan pinggir sungai,“ ujar Sofyan.

“Seharusnya jarak rumah dibantaran sungai itu 20 meter dari sungai. Karena menurut undang-undang itu jaraknya itu harus 20 meter dari tepi sungai. Tapi faktanya banyak berdiri rumah dan bangunan di tepi sungai. Hal itulah yang jadi penyebab sungai jadi sempit dan dangkal sehingga mudah terjadinya banjir," pungkas Sofyan.