SAMOSIR-Ada yang unik di Rumah Belajar Sianjur Mula-mula. Rumah Belajar yang berlokasi di Kampung Hutabalian, Desa Sianjur Mula-mula, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kabupaten Samosir. Konsep belajar yang memadukan antara budaya, lingkungan dan nilai-nilai sosial. Uniknya lagi, para murid datang dengan mengenakan sarung dan berselempangkan ulos.

Sarung dianggap sebagai simbol kesederhanaan sekaligus keterbukaan. Metode belajarnya pun terbilang tak biasa. Adapun jadwal belajar dibagi dalam 2 bagian. Yakni hari biasa Senin, Selasa, Kamis, Jumat dan Sabtu pada pukul 15.00- 17.00 WIB.

Sedangkan hari libur dimulai pada pukul 15.00-17.00 WIB. Tidak ada biaya yang dibebankan bagi siswa. Cukup membawa alat tulis dan buku.

Selain berbahasa Batak (Toba) para murid juga diajarkan berbagai hal yang ada di sekeliling mereka. Misalnya cara menanam dan memetik padi, menanam pohon serta memainkan alat musik tradisi Batak Toba.
Mereka juga diberi pemahaman soal ulos, tali-tali dan juga dilatih menulis dan membaca Aksara Batak Toba. Karenanya Rumah Belajar Sianjur Mula-mula yang baru berusia 2 tahun ini, menyebut dirinya sebagai Rumah Belajar “Alam Raya”.

Salah seorang pendiri Rumah Belajar Sianjur Mula-mula, Nagoes Puratus, menjeskan, ide awal Rumah Belajar ini didorong karena keprihatinan akan generasi muda yang sebagian besar tidak memahami lagi nilai-nilai budayanya.

Hal itu membuat mereka tidak peka dan cenderung gamang dalam hidupnya. Karenanya bersama para relawan kami mendirikan Rumah Belajar Sianjur Mula-mula. Metodenya kami adaptasi dari metode pendidikan secara umum dengan pendekatan kearifan lokal, kata Nogoes.
Dalam perbincangannya dengan Medanbisnisdaily.com, belum lama ini, Nagoes mengisahkan di awal pendirian Rumah Belajar ini, banyak masyarakat yang bertanya-tanya. Namun setelah waktu berjalan, mereka semakin mengerti maksud dan tujuan didirikannya Rumah Belajar ini. Rumah Belajar Sianjur Mula-mula sendiri berdiri pada 25 Oktober 2015.

Nagoes yang pernah bekerja sebagi perawat kesehatan di Medan ini menjelaskan, sesuai dengan mottonya, “Lestarikan Budayamu, Pature Hutamu”, Rumah Belajar bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang mencintai budayanya sendiri. Dengan begitu, ia akan lebih peka dengan lingkungan sekitarnya.

“Kami hanya berusaha melakukan yang terbaik sesuai kemampuan, selebihnya biarlah menyebar sendiri ke dusun dan desa sekitar, seperti virus penyakit,” ujar Nagoes.
Selain di Sianjur Mula-mula, Rumah Belajar yang sama juga telah berdiri di Kampung Hutagurgur, Desa Sianjur Mula-mula, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Samosir. Ini merupakan cara kami untuk memberikan yang terbaik bagi generasi muda dan kampung kami, kata Nagoes.