MEDAN - Clear Air Turbulence (CAT) yang terjadi pada pesawat Batik Air mengakibatkan penumpang dan pramugari mengalami patah tulang, dan saat ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Grand Medistra, Kabupaten Deli Serdang. PR Lion Air Group, Rama mengatakan, penumpang yang mengalami patah tulang belakang adalah Hoen Tjeng dan awak kabin (Pramugari) bernama Sasi Yuni Triastuti mengalami patah kaki.

"Kedua korban itu sudah dirujuk ke Rumah Sakit Grand Medistra untuk dilakukan perawatan lanjutan," katanya, Rabu (25/10).

Lebih lanjut Rama mengungkapkan, penerbangan Batik Air PK-LBY jenis Boeing 737-800 NG dengan nomor penerbangan ID 6890 yang berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa (24/10) sekitar Pukul 15.00 WIB menuju Bandara Kualanamu.

Pesawat itu mengangkut 114 penumpang dan 7 awak pesawat.

"Jadi, saat sedang terbang di wilayah udara Kabupaten Tobasa mengalami goncangan yang cukup kuat dalam cuaca yang tidak berawan atau dikenal dengan istilah Clear Air Turbulance," jelasnya.

"Tepat pukul 17.33 WIB, pesawat mendarat dengan baik dan sempurna di Bandara Kualanamu setelah mengalami ‎Clear Air Turbulence atau CAT pada ketinggian 20.000 kaki atau sekitar 6 Km di atas permukaan laut," sambung Rama.

Menurutnya, Clear Air Turbulance adalah jenis goncangan yang tidak terkait dengan kehadiran awan. Pesawat terbang biasanya mengalami guncangan saat melintas daerah berawan dan jarang mengalami guncangan pada saat terbang di cuaca tidak berawan.

Namun, tidak dengan CAT. Pesawat justru mengalami goncangan pada ruang udara yang tidak berawan dan tanda-tanda untuk kejadian seperti ini belum dapat dideteksi oleh instrument pesawat.

"Kami akan melakukan penanganan secara maksimal terhadap pelanggan dan awak kabin kami yang mengalami cedera akibat hal ini sebagai bentuk jaminan dan pelayanan dalam menjaga keselamatan, keamanan, dan kenyamanan. Penumpang lainnya setelah mengambil bagasi masing-masing langsung meninggalkan Bandara Kualanamu," pungkas Rama.