DELISERDANG-Kalangan mahasiswa, pemuda dan para santri memiliki peranan yang sangat strategis dalam menjaga ketahanan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia. Hal ini disampaikan Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi saat memberikan kuliah umum pada acara Silaturahmi Nasional I 100 Rumah Qur'an dengan thema "Alquran dan Penguatan Kebangsaan" serta peresmian forum Rumah Qur'an oleh Yayasan Ar-Risalah Alkhairiyah di STAI As-Sunnah, Tanjung Morawa, Deliserdang.


DELISERDANG-Kalangan mahasiswa, pemuda dan para santri memiliki peranan yang sangat strategis dalam menjaga ketahanan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia. Hal ini disampaikan Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi saat memberikan kuliah umum pada acara Silaturahmi Nasional I 100 Rumah Qur'an dengan thema "Alquran dan Penguatan Kebangsaan" serta peresmian forum Rumah Qur'an oleh Yayasan Ar-Risalah Alkhairiyah di STAI As-Sunnah, Tanjung Morawa, Deliserdang.

"Santri itu tidak hanya orang yang mondok di pesantren tapi juga orang-orang yang telah memiliki ahlak baik dan mulia. Mengamalkan Alquran akan menciptakan akhlak baik dan mulia yang tentunya akan memicu rasa kecintaan terhadap sesama manusia. Tanpa akhlak yang baik, maka tidak akan ada kedamaian," katanya pada kegiatan yang bertepatan dengan Hari Santri Nasional tersebut.

Edy Rahmayadi menjelaskan, awal perjalanan sejarah bangsa Indonesia tidak terlepas dari munculnya orang-orang yang berakhlak mulia yang tertanam dalam diri para ulama. Para ulama menurutnya menjadi kaum yang mencetuskan perjuangan untuk merebut kemerdekaan Bangsa Indonesia dari penjajahan yang terjadi.

"Kita harus melihat sejarah, para ulama merupakan pelopor perjuangan kemerdekaan kita. Mereka mengamalkan Alquran untuk membebaskan bangsa Indonesia dari segala bentuk penjajahan. Perjuangan dari mereka ini berkembang dan memicu semangat nasionalisme yang kemudian dicetuskan oleh para pemuda lewat Sumpah Pemuda," ujarnya.

Perjuangan dan semangat yang ditunjukkan para ulama tersebut menurutnya masih sangat relevan untuk diterapkan hingga saat ini. 

Keragaman suku bangsa yang mendiami ribuan pulau di Indonesia dari Sabang hingga Merauke menurutnya harus disatukan dalam satu semangat persatuan dan kesatuan sebagaimana yang sudah ditanamkan oleh para pendahulu yang memerdekakan Indonesia.

"Ada 1.116 suku bangsa yang tersebar mendiami 17 ribu lebih pulau yang berjajar dari Sabang hingga Merauke. Itu terbungkus dalam semangat persatuan itu tadi ada bahasa Indonesia yang menyatukan," pungkasnya.

Di akhir kuliah umumnya, Edy Rahmayadi berpesan agar seluruh masyarakat Indonesia khususnya warga di Sumatera Utara selalu meneladani semangat para ulama dalam merebut kemerdekaan dan semangat para pemuda dalam menyatukan Indonesia dengan mengamalkan 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.