HASIL survei dari Roda Tiga Konsultan (RTK), elektabilitas Presiden Jokowi saat ini baru 29,8 persen. Ini berarti sebagai calon petahana, Jokowi dinilai masih kurang untuk memenangkan Pilpres 2019, jika tetap di bawah 50 persen. “Melihat tren publik posisi Jokowi belum aman karena tingkat kepuasan atas kinerjanya mencapai 50 persen. Sementara keinginan masyarakat agar ia kembali (jadi presiden) baru 40 persen,” jelas pakar komunikasi politik Universitas Diponegoro (Undip) Moch.

Yulianto dalam paparan survei bertema ‘Kepemimpinan Nasional dan Kinerja Pemerintah’ di Cafe Mandailing, Lebak Bulus, Jakarta, Minggu (22/10/2017).

Data RTK menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi mencapai 56,9 persen. Sedangkan yang tidak puas 27,4 persen, dan sangat tidak puas 2 persen. Berdasarkan wilayah, Kalimatan menjadi wilayah dengan tingkat kepuasan tertinggi sebesar 87,6 persen, sementara tingkat kepuasan di Pulau Jawa menjadi yang terendah dengan 51,2 persen.

Sementara total masyarakat yang menginginkan Jokowi menjadi presiden sebesar 41,1 persen dengan Kalimantan masih menjadi daerah tertinggi yang menginginkan Jokowi kembali menjadi presiden. Sedangkan di Jawa dan Sumatera masing-masing hanya 35,2 persen dan 36 persen menginginkan Jokowi dua periode sebagai presiden.

Yulianto menyebut, Jokowi masih lemah pada tingkat ketegasannya. Terutama dalam menyikapi peristiwa-peristiwa hukum seperti pro kontro Perppu ormas dan pemberantasan korupsi. Karenanya faktor pemilihan wakil presiden menjadi sangat penting bagi Jokowi.

“Faktor pemilihan cawapres juga menentukan kemenangan dan meningkatkan elektabilitas Jokowi,” katanya.

Munculnya nama Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai bakal calon pendamping Jokowi juga bukan jaminan kuat. Hal itu lantaran Gatot bukan berasal dari kalangan partai politik.

“Muncul nama Gatot Nurmantyo yang masih menduduki posisi tinggi di TNI masih direspon publik. Tapi bagaimana nanti ketika dia sudah tidak menjadi panglima. Itu akan beda, karena dia tidak memiliki gerbong politik,” tegas Yulianto.

Senada juga disampaikan politisi Partai Demokrat Didik Mukrianto. Menurutnya, elektabilitas Jokowi tidak cukup istimewa mengingat posisinya sebagai petahana.

“Bukan sesuatu hal yang istimewa sebagai seorang incumbent masih di bawah 50 persen. Namun yang mengejutkan, meski merasa puas dengan kinerja Jokowi di bidang infrastruktur, keinginan untuk Jokowi kembali jadi presiden juga rendah,” imbuhnya.