MEDAN-Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka acara percepatan sertifikasi tenaga kerja konstruksi secara  serentak di seluruh Indonesia tahun 2017 di Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta.

Pembukaan itu juga disaksikan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi melalui video conference di lokasi proyek underpass Titi Kuning simpang Jalan Brigjen Katamso-Tritura-Jenderal AH Nasution Medan.

Hadir juga dalam kesempatan itu Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah II Paul Ames Halomoan, Kepala Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah Aceh Supai, mewakili LPJK Kosim, dan pejabat dari kementerian PU PR RI.

Pembukaan tersebut ditandai dengan penekanan sirene oleh Presiden Jokowi didampingi Menteri PU PR Mochamad Basoeki Hadimoeljono, dan Plt Dirjen Bina Konstruksi Danis H Sumadilaga.

Saat menyampaikan sambutannya, Presiden Joko Widodo mengingatkan pentingnya pembangunan infrastruktur kepada tenaga kerja konstruksi. Infrastruktur merupakan salah satu kunci memenangkan persaingan global.

"Kita sekarang ini baru berada pada era kompetisi global, kompetisi antar negara dan salah satu kunci untuk memenangkan persaingan, memenangkan kompetisi, adalah pembangunan infrastruktur. Ini menjadi fondasi yang sangat mendasar sekali," kata Jokowi.

Sumber daya manusia pun harus dibangun. Menurut dia, Indonesia akan gagal bersaing dengan negara lain bila SDM dan infrastruktur tak dibangun maksimal. "Jangan bermimpi kita bisa bersaing dengan negara negara lain, bisa berkompetisi dengan negara lain dan memenangkannya kalau infrastruktur kita tertinggal," ujar Jokowi.

Jokowi juga mengingatkan para pekerja konstruksi agar jangan berhenti hanya pada sertifikat. “Sertifikat memang perlu, tapi jangan berhenti hanya pada selembar sertifikat. Saya minta mutunya, kualitasnya, standar-standarnya terus dijaga,” ucapnya.

Dikatakan Jokowi, penjaminan mutu tenaga kerja konstruksi dilakukan dengan terus menerus, mengadakan pelatihan-pelatihan untuk mengadaptasi perkembangan teknologi terbaru. Karena setiap saat teknologi berubah. Mengingat kemajuan teknologi yang sangat cepat termasuk bidang konstruksi. “Jangan sampai Program Percepatan Sertifikasi ini jadi ajang untuk transaksi sertifikasi. Agar tujuan utamanya dapat tercapai. Yang tujuan utamanya adalah kualitas, mutu dan standar-standar yang ada,” tegasnya.

Sebelumnya Plt Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga melaporkan bahwa kegiatan percepatan sertifikasi tenaga kerja konstruksi merupakan upaya merespon percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. “Diharapkan juga sertifikat ini akan meningkatkan kapasitas tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan bagi pemilik sertifikat, dan memberikan hasil pekerjaan yang lebih berkualitas.

Perserta uji kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja ini lanjutnya berjumlah 9.700 tenaga kerja yang tersebar di Indonesia. 9700 orang ini dibagi menjadi dua kategori yaitu tenaga terampil 9045 orang. “Yang bahasa sehari-harinya mandor, tukang, pelaksana, surveyor, operator dan pengawas,” katanya.

Yang kedua tenaga ahli sebanyak 655 orang yang sehari hari mereka tenaga ahli dibidang K3, administrasi kontrak, manajemen proyek dan manajemen proyek.

Dia juga menyampaikan rincian di wilayah Aceh dan Sumatera Utara 1.088 peserta bekerja pada proyek jalan dan jembatan. 402 peserta di Palembang yang bekerja pada proyek-proyek Asean. Di Surabaya 621 peserta yang bekerja di berbagai proyek rumah susun. Juga di Banjarmasin 406 di proyek rusunawah.

Sedangkan di Makasar 836 peserta bekerja di proyek jalan dan jembatan di seluruh Sulawesi. Begitu juga di Jayapura sebanyak 1017 peserta yang bekerja di proyek jalan dan jembatan di Papua dan Papua Barat. “Khusus di Jakarta sebanyak 5328 peserta yang bekerja di proyek Gelora Bung Karno Senayan, LRT Cabang Bekasi, MRT, pemeliharaan jalan dan jembatan serta Sumber daya air di wilayah Jabodetabek,” sebutnya.  

Gubsu Tengku Erry Nuradi pada kesempatan itu mengharapkan dengan adanya tenaga kerja bersertifikat, kondisi konstruksi proyek-proyek yang ada di Provinsi Sumatera Utara memenuhi standar yang telah ditetapkan. “Mudah-mudahan dengan sertifikasi ini para tenaga kerja konstruksi memiliki kualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan tentunya hasil kerjanya juga berkualitas,” ujar Erry.

Tengku Erry juga menyampaikan bahwa dari laporan yang diterima bahwa Proyek Underpass Brigjen Katamso-Titi Kuning Medan ini akan berlangsung dalam waktu kurang lebih 18 bulan. “Diperkirakan pertengahan 2018, underpass yang pertama di Provinsi Sumatera ini akan selesai,” sebut Erry.