Sibolangit-Tambahan modal dan dukungan dari para pemegang saham, dalam hal ini Pemprovsu/Pemkab/Pemko sangat dibutuhkan Bank Sumut untuk terus berekspansi untuk memberikan kontribusi bagi perekonomian masyarakat Sumut.

Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan, pemegang saham diminta tidak hanya melihat Bank Sumut itu sebagai sumber penghasilan, karena telah melakukan penyertaan modal di dalamnya.

"Jangan hanya melihat Bank Sumut itu hanya sebagai sumber penghasilan karena sudah melakukan penyertaan modal, atau sebagai tempat untuk pengembangbiakan uang. Artinya punya modal yang nganggur terus dimasukkan ke Bank Sumut terus yang diharapkan itu keuntungannya," kata Gunawan.

Gunawan mengatakan iti usai menyampaikan materi tentang "Mengenal Bisnis Bank dan Pentingnya Penyertaan Modal", dalam acara Workhsop Jurnalistik Perbankan yang digelar Bank Sumut dan PWI Sumut, di The Hill Hotel and Resort, Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatra Utara.

Menurutnya, kalau Pemda, baik Pemprov maupun Pemko/Pemkab ingin meningkatkan kapasitasnya membangun perekonomian di Sumut, bisa melalui bank Sumut. Caranya modal yang sudah disetorkan jangan dijadikan tempat untuk menarik keuntungan.

"Kalau mau Bank Sumut itu ekspansinya lebih besar dan kontribusinya besar terhadap masyarakat di Sumut, maka ada baiknya dalam periode tertentu, sekali-kali labanya jangan ditarik dulu, sehingga bisa dijadikan sebagai tambahan modal," ujarnya.

Untuk itu, dia berharap, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan kepada pemegang saham tentang hal tersebut atau membuat kebijakan, pemegang saham diperbolehkan mengambil keuntungan tidak lebih dari 25% dari laba yang diperoleh.

"Makanya saya berharap OJK bisa memberitahu kepada pemegang saham atau membuat kebijakan, jangan sampai pemegang saham itu mengambil keuntungannya lebih dari 25% dari laba yang diperoleh," ujarnya.

Selain itu, lanjut Gunawan, untuk penambahan modal perbankan, perlu adanya memanfaatkan aset-aset yang tidak terpakai atau tidak produktif dijadikan sebagai modal.

"Caranya bisa dibungkus dalam model investasi, seperti reksadana kemudian dijual ke masyarakat," sebutnya.