SIANTAR - Pihak keluarga Nadya, siswi yang menjadi korban penganiayaan disertai niat pembunuhan merujuk korban ke rumah sakit lain.


Sejak pagi Nadya sudah dirawat intensif di Rumah Sakit Tiara, Jalan Menambin, Jumat (20/10/2017).

"Sudah gk di situ RS Horas Insani lagi, bang. Adik kami sudah dirujuk ke RS Tiara, ini dirawat di ruang Elang I," kata Iwelya Gusnawati.

Abang Ipar Nadya, Frana mengatakan alasan mereka merujuk ke RS Tiara lantaran, keluhan sakit kepala Nadya tak direspon cepat.

Sejumlah perawat bahkan ketika diminta melihat langsung Nadya lambat terkesan enggan.

"Lama kali respons perawat di RS Horas Insani itu. Adik kita terus mengeluh sakit di kepalanya gak ditangani langsung, dibiarkan lama menunggu. Ini di RS Tiara sakut kepalanya sudah gak ngeluh dia. Kondisinya Alhamdulillah membaik, tadi malam tenang tidurnya," kata Frana.

Sebelumnya, Nadya terus meringis kesakitan, dari bibirnya yang terluka parah dan membengkak dia berulang kali meracaukan kata sakit.

Pihak keluarga pun meminta para penjenguk mendoakan kesehatan Nadya bisa lekas.

Nadya siswi SMA Swasta Teladan kelas XII sempat menghilang selama 12 jam, ia pergi bersama seorang pria berinisial DS sejak Rabu sore pukul 17.30 WIB dan baru ditemukan Kamis pagi sekitar pukul 06.00 WIB dengan tubuh penuh luka.

Nadya ditemukan di sekitaran Tanjung Pinggir, lorong 20, Kecamatan Siantar Martoba dengan kondisi masih memakai seragam Sekolah Menengah Atas warna putih abu-abu.

Iwelya Gusnawati, kakak korban yang ditemui di Rumah Sakit Horas Insani (RSHI) Pematangsiantar menuturkan bahwa wajah dan tubuh korban penuh luka sayatan senjata tajam.

Diduga leher Nadya dicekik, wajah dan tubuhnya juga diinjak hingga penuh lebam membiru.

"Sepanjang malam kami cari-cari di sekitar Tanjung Pinggir, 12 jam juga hilang dari sore, baru ketemu pagi jam 6. Sudah satu malaman kami mencari gak dapat. Warga yang menemukannya sewaktu adikku ini melihat ada orang lewat dan ia teriak minta tolong," ujar Iwelya Gusnawati sambil menitikkan air mata.

Lanjut Iwelya, keluarganya mengetahui keberadaan Nadya setelah menerima telepon dari seseorang warga.

Meski kepala dan tubuh Nadya luka-luka dan berlumur darah, Nadya masih dapat mengingat nomor ponsel ibunya, sehingga warga yang menemukan langsung menghubungi ibu Nadya.

"Untunglah masih bisa mengingat nomor telepon ibu dia. Habis itu, ke Tanjung Pinggir kami. Kami lihat, wajah adik sudah berdarah-darah semua. Baju sekolah yang dipakainya penuh darah. Keterangan saksi mata pas ditemukan tangan adik kami ini diikat ke belakang dengan pakai jilbabnya," jelas Iwelya Gusnawati.