MEDAN-Konsul Amerika Serikat (AS) Juha P. Salin memuji keberhasilan pegiat literasi di Sumut meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia-Dunia (MURI). Sebanyak 1.486 pegiat berhasil menyelenggarakan pelatihan massal cara menggunakan big book. MURI mencatat aksi ini sebagai rekor baru di Indonesia. “Saya mengucapkan selamat kepada Gubernur Sumatera Utara,” puji Juha dalam acara puncak Festival Literasi Sumatera Utara (FLSU) 2017 di halaman Perpustakaan Sumut, Jalan Brigjend Katamso, Medan.

Juha mengatakan, Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) sejak tahun 2015, telah aktif mendukung promosi gerakan literasi di Sumut. Termasuk melatih 33 ribu guru agar mampu mengintegrasikan literasi ke dalam pembelajaran.

“Kami juga menghibahkan 1,2 juta eksemplar buku bacaan berjenjang kepada 1.838 sekolah dasar dan madrasah di Sumut. Salah satu komponen dari buku bacaan berjenjang itu adalah big book, yang hari ini digunakan sebagai sarana pelatihan,” tambahnya.

Lebih lanjut Juha mengatakan, abad 21 adalah era informasi. Kemampuan mengelola dan memanfaatan informasi dengan baik merupakan kunci kepada pertumbuhan ekonomi, penguatan demokrasi dan penghargaan kepada lingkungan hidup. Membangun masyarakat literasi merupakan kerja jangka panjang. “Kita tidak boleh puas dengan apa yang telah kita raih sekarang. Tantangan kehidupan terus berkembang seiring perkembangan teknologi. Kita harus senantiasa berinovasi dan bekerjasama untuk menjawab tantangan itu,” timpalnya.

Ketua Forum Masyarakat Literasi Sumatera Utara (FORMALSU) Hasban Ritonga mengatakan, dibutuhkan kerjasama dengan semua pihak, agar usaha membangun gerakan literasi bisa benar-benar terwujud. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Pemerintah harus bekerjasama dengan masyarakat, swasta, sekolah dan media massa. “Membangun budaya literasi merupakan kerja jangka panjang. Setiap individu memiliki peran yang signifikan. Kita membutuhkan keteladanan yang dicontohkan untuk mengajak lebih banyak orang untuk terlibat dalam usaha ini,” terangnya. 

Hasban mengatakan, Sumut beruntung karena sudah dideklarasikan sebagai provinsi literasi. Deklarasi itu dilakukan langsung oleh Gubsu dan Menristekdikti pada 20 Mei 2017. “Festival Literasi Sumatera Utara ini kami gelar untuk mendukung Sumut sebagai provinsi literasi. Kami berharap kegiatan-kegiatan serupa bisa ditiru oleh komunitas-komunitas literasi lainnya. Sehingga gerakan ini benar-benar meluas dan memberikan dampak hebat,” tukasnya.

Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, mengucapkan terima kasih kepada pegiat yang mendukung kegiatan ini. Secara khusus, ia berterima kasih kepada Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumut, Forum Masyarakat Literasi Sumatera Utara (FORMALSU), Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI) dan Yayasan Pendidikan Parulian. “Tentu saja kepada PT Dow Indonesia yang telah membiayai seluruh rangkaian kegiatan Festival Literasi Sumatera Utara tahun 2017 ini,” terangnnya. 

Tengku Erry memuji inisiatif para pegiat literasi yang aktif mendukung Sumut sebagai provinsi literasi. Semenjak dideklarasikan, masyarakat Sumut menyambut gerakan literasi secara luar biasa. Komunitas-komunitas membaca tumbuh di mana-mana, lomba-lomba literasi digelar terus-menerus dan sekolah-sekolah dengan berani mendeklarasikan diri sebagai sekolah literasi.

“Ini merupakan bentuk nyata dukungan warga Sumatera Utara kepada program pemerintah,” tandasnya.