MEDAN - Kalau sebelumnya negara Bangladesh menemukan cacing pita sepanjang 1,5 meter yang keluar dalam tubuh, namun di Sumatera Utara ditemukan cacing pita terpanjang di dunia dengan ukuruan 2,86 meter. Ya, inilah cacing pita jenis Taeniasis sepanjang 2,86 meter temuan Tim Peneliti Fakultas Kedokteran UISU dari dalam tubuh manusia di kawasan Desa Negeri Dolok, Kecamatan Silau Kahaean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Ketua Tim Peneliti Fakultas Kedokteran UISU, DR dr Umar Zein SpPD DTM&H, KPTI usai seminar proposal penelitian epidemiologi dan observasi mengatakan, penemuan ini berawal dari keluhan seorang pasien yang datang berobat ke tempat praktiknya di Jalan Denai, Medan.

Setelah berbincang dengan pasien dan meminta izin, dirinya langsung menuju Simalungun.

"Ternyata tidak hanya seorang pasien saja, akan tetapi ada puluhan orang juga mengeluhkan rasa sakit di bagian perut," ujar Umar Zein, Kamis (19/10/2017) di Aula Gedung Fakultas Kedokteran UISU, di Jalan STM Medan.

Mencurigai dari gejalanya selain sakit perut, pasien juga selalu merasakan lemas maka dipastikan menderita sakit dikarenakan virus cacingan dalam hal ini cacing jenis Taeniasis akibat mengonsumsi daging mentah yang berasal dari babi.

"Kemudian setelah mereka kita berikan obat Praziquantel jenis kapsul, berselang empat jam kemudian keluar cacing dari anus pasien sepanjang 2,8 meter," bebernya.

Atas penemuan ini, lanjut Mantan Kadis Kesehatan Kota Medan ini, tentunya haruslah menjadi perhatian semua pihak termasuk pemerintah dalam penyediaan obatnya.

Sementara itu, Dekan FK UISU, Dr Abdul Harris Pane SpOg menyatakan, penemuan ini membuktikan keseriusan dari fakultas kedokteran untuk membantu dan melindungi kesehatan masyarakat di Sumatera Utara.

Di tempat yang sama, Kasi P2PM Dinkes Sumut, Yulia Mardiani menyebutkan, pihaknya segera melaporkan penemuan kepada pimpinannya dan Kementerian Kesehatan RI.

Selain itu, pihaknya juga kana melakukan koordinasi dalam penyediaan obat-obatan bagi pasiennya. Sebab, baru kali ini cacing pita di Sumatera Utara.

"Makanya nanti kita koordinasi untuk penyediaan obat, termasuk juga akan menganggarkannya pada tahun depan," jelas Yuli.

Senada dengan itu, Kasi Surveilans dan Immunisasi Dinkes Simalungun, Jan Ripelman Sipayung mengungkapkan, atas kejadian itu pihaknya telah menggiatkan program penyuluhan pentingnya menjaga kebersihan.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar memasak terlebih dahulu daging sebelum mengonsumsinya. Hal ini guna menghindari penyakit tersebut.

Dalam kesempatan itu, ia juga melakukan koordinasi dengan Dinas Perternakan agar mengimbau pemilik ternak untuk menata kandang dan juga kebersihannya.