JAKARTA - Di tengah kondisi dan situasi saat ini, menurut Hidayat Nur Wahid, Pancasila mengalami banyak terpaan dan banyak yang tidak memahami tentang sejarah. Bahkan kata dia, saat ini juga ada yang berusaha mengaburkan Pancasila hanya untuk kepentingan kelompok tertentu dan menjadikan sebagai alat untuk mengkriminalisasi kelompok lain.

Untuk itu, Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid berpesan, agar generasi milenial yang berada pada arus perkembangan zaman, dalam kondisi apapun harus bertanggung jawab dan sejalan dengan penerapan nilai-nilai Pancasila.

Hal ini diungkapkan Hidayat Nur Wahid dalam salah satu dialog di stasiun televisi swasta dengan tema "MPR Rumah Kebangsaan dalam tema Revitalisasi dan Reaktualisasi Pancasila" di Kompleks DPR, MPR dan DPD Senayan, Selasa (10/10/2017).

"Pancasila harus hadir apa adanya sesuai dengan yang dirumuskan oleh para founding fathers dan mother," kata Hidayat.

Dalam acara bincang-bincang dengan durasi 30 menit ini Hidayat juga mengatakan, saat ini bangsa kita berada pada penjajahan gaya baru, dimana masyarakat mudah saling mencaci, dan saling fitnah.

Dirinya juga mengatakan, saat ini juga terindikasi ada upaya untuk memisahkan dari NKRI dan ada pula gerakan separatis yang bisa mengoyak NKRI. "Kita memiliki masalah di bidang ekonomi, agama, politik yang punya kepentingan mengadu domba. Seharusnya kita menyadari bahwa perbedaan yang dimiliki itu sebagai kekayaan bangsa, bukan sebagai rintangan bangsa," katanya.

Untuk merumuskan sesuatu masalah, Pancasila memiliki sila keempat dimana musyawarah dan mufakat menjadi kata kunci semua permasalahan. Antara pemerintah dan DPR, ketika ingin membuat undang-undang masih mengandalkan musyawarah, juga ketentuan baru dalam undang-undang pada pemilihan presiden dipilih secara langsung itu juga melalui mekanisme musyawarah hingga keluar nama calon presiden. "Prinsip Undang Undang adalah dicapai dengan cara musyawarah mufakat," paparnya.

Untuk pelaksanaan sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia maka kata dia, kondisi pemerataan ekonomi yang masih timpang itu harusnya menghadirkan Negara untuk merealisasikan keadilan sosial.

"Pancasila sebagai pandangan hidup bagi generasi milenial sebenarnya penerapannya mudah dan tidak rumit. Hanya ada lima sila dengan memakai bahasa Indonesia," tandasnya.

Bila membandingkan dengan kondisi dahulu dan sekarang, maka lanjut Hidayat, di masa lalu Pancasila dipelajari lewat indoktrinasi. Namun saat ini, lebih represif dengan sosialisasi. "Sosialisasi lebih natural untuk melaksanakan Pancasila dengan aman dan nyaman," katanya.

Selain itu, untuk mewujudkan reaktualisasi dan revitalisasi Pancasila maka Pancasila harus dibela. "Kita memiliki pegangan hidup sangat kuat yang sudah dilakukan para founding father dan mother yakni, Pancasila. Dan kita harus mempelajari Pancasila dari keteladanan para pemimpin," pungkas Hidayat Nur Wahid. ***