TAPANULI SELATAN-Kegiatan TMMD ke-100 TA 2017 yang berlokasi di Desa Panaungan dan Desa Pargarutan Luat Harangan, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan telah berjalan selama delapan hari, tentunya hari-hari yang dilalui para personil TNI yang bertugas di desa-desa tersebut memiliki suka duka tersendiri.

Seperti yang tertuang dalam pasal 25 undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah. Secara limitatif dalam ketentuan pasal 25 ayat (3) undang-undang nomor 23 tahun 2014 mengatur bahwa dalam melaksanakan tugas urusan kepemerintahan umum kepala daerah dibantu instansi vertikal. Oleh karna itu TMMD tersbut tak bisa lepas dari pemerintah daerah (Tapsel), Dandim 0212/TS kepada Go Sumut menjelaskan,"Kita selaku TNI memberikan bantuan personil guna menjalankan kegiatan TMMD ini, terkait dana pembangunan yang di kedua Desa, itu bersumber dari APBD Tapsel. Sedangkan untuk biaya personil kita yang bertugas di lokasi ke dua Desa seperti untuk makannya kita yang tanggung,"jelas Dandim.

Di kedua Desa yang menjadi lokasi TMMD tersebut, para personil yang bertugas di tempatkan di rumah-rumah warga selama 1 bulan. Seperti di Desa Panaungan yang terbagi di 3 lokasi target pembangunan yaitu Dusun Salese dan Dusun Sihaborgoan, 20 rumah penduduk dipakai sebagai tempat tinggal personil yang mana setiap rumah ditempati 2 sampai 3 personil (tergantung dari besar rumah warga yang dipakai).

Demikian juga di Desa Pargarutan Luat Harangan, 10 rumah warga dipakai untuk tempat tinggal personil TNI. Untuk makan, personil makan di masing-masing rumah warga yang ditempati personil, urusan lauk pauk, apa yang disuguhkan tuan rumah, itulah yang disantap. Kondisi rumah warga yang di tempatipun tidak semua memiliki fasilitas, terutama kamar mandi sehingga para personil harus menuju kamar mandi umum yang terletak di dekat Mesjid. Tak ada kata mengeluh dari para personil TNI yang bertugas, mereka tetap semangat menjalankan tugas membangun desa bersama dengan warga setempat.

Lokasi ke dua Desa yang bisa di bilang jauh dari pusat kota untuk ukuran wilayah Kabupaten, jalan yang masih berlapis batu bahkan ada yang masih dari tanah ini membuat tidak semua kendaraan bisa masuk ke Desa tersebut. Hanya dengan menggunakan sepeda motor tertentu dan kendaraan roda empat bergardan dua lah yang bisa masuk ke desa desa itu.

Signal telefon yang tidak terjangkau, sehingga handphone pun tidak berfungsi di lokasi itu, sedangkan listrik masih menggunakan tenaga surya. Hal itulah yang membuat sebagian personil harus menahan diri dari berbagai keinginan, dari situasi tersebutlah suka duka personil TNI yang bertugas itu terjadi.

Salah satu contoh dukanya, menahan rindu dari keluarga dan sanak saudara yang ditinggalkan, akibat signal jaringan telefon yang tak ada. Sedangkan sukanya, selain dapat berinteraksi langsung dengan warga desa, personil TNI yang bertugas bisa berperan dalam pembangunan desa tersebut sehingga dapat dijangkau lebih mudah atas pembangunan dan pelebaran jalan desa, membangun Mesjid agar warga lebih khusyuk menjalankan ibadah.