SIDIKALANG-Pesta Budaya Njuah-Njuah yang setiap tahun digelar oleh masyarakat Kabupaten Dairi diharapkan dapat masuk menjadi salah satu kalender wisata nasional. Sebab, even ini diyakini dapat menjaga nilai luhur budaya dan kearifan lokal masyarakat sehingga dapat memiliki potensi meningkatkan wisatawan untuk berkunjung ke Sumut.

“Pesta ini merupakan agenda rutin, dimana pelaksanaannya menampilkan kearifan lokal dari berbagai wilayah Kabupaten Dairi, dengan membawa hasil alam seperti buah, sayur, bunga serta kreasi masyarakat dari seluruh penjuru kabupaten Dairi,” ucap Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi saat menutup Pesta Budaya Njuah-Njuah 2017 yang digelar di Stadiun Sitinjo, Sidikalang, Kabupaten Dairi.

Turut hadir dalam kesempatan itu, Bupati kabupaten Dairi KRA Johnny Sitohang Adinogoro, Wakil Bupati Dairi Irwansyah Pase, unsur Forkopimda Dairi, Forum Komunikasi antar lembaga adat Dairi (Forkala), Lembaga Kebudayaan Pakpak, Ikatan Keluarga Pemuda Pakpak, Persatuan Perempuan Pakpak Indonesia, Silang Silima, Dirut Badan Otorita Danau Toba, Arie Prasetyo, Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) irfan Anwar, Ketum AEKI Sumut  Saidul Alam serta Ketua PKK Provsu Evi Diana Sitorus.

Dalam kesempatan itu, Erry mengatakan, acara pesta Njuah-Njuah ini juga merupakan bagian dari budaya Provinsi Sumut, sehingga diharapkan dapat terus dilanjutkan, apalagi even wisata Sumut masih sangat sedikit yang masuk dalam kalender wisata nasional, yakni Pekan Raya Sumut (PRSU), Ramadhan Fair dan Festival Danau Toba.

“Makanya kami usulkan untuk kegiatan yang rutin dalam rangka hari jadi Kabupaten yang ada seperti pesta budaya Njuah-Njuah ini bisa masuk menjadi even nasional. Sebab kita ketahui Sumut memiliki ciri khas masing-masing dan apabila pesta Njuah-Njuah ini menjadi even kalender nasional, tentunya Kementerian Pariwisata harus membantu dan turut serta mensosialisasikan even ini kepada seluruh dunia,” papar Erry.

Dijelaskan Erry, Pesta Budaya Njuah-Njuah ini juga sudah terjadwal rutin karena senantiasa digelar menjelang hari jadi kabupaten Dairi tanggal 1 Oktober. “Ini sama juga seperti Festival Njuah Njuah di Karo, budaya Pantai Timur dan lainnya. Harapan saya minimal ada 10 even wisata nasional yang digelar di Sumut sepanjang tahun, sehingga setiap bulan ada even wisata yang dapat kita jual kepada wisatawan mancanegara di seluruh dunia,” terang Erry.

Apalagi, pemerintah pusat juga telah menunjukkan keseriusannya untuk mengembangkan Danau Toba. Oleh karena itulah diharapkan keseriusan dari semua pihak, karena Danau Toba bukan milik Tobasa, Samosir atau Simalungun, tapi masyarakat Dairi juga memiliki Danau Toba.

“Oleh karena itulah kita harapkan dengan dikembangkannya Danau Toba, maka setiap kabupaten haruslah menunjukkan ciri khasnya masing-masing. Misalnya, Dairi dengan wisata iman, Karo dengan hasil pertaniannya, begitu juga dengan kabupaten lainnya di sekitar Danau Toba harus bersama untuk saling menguatkan,” papar Erry.

Diharapkannya, di usia 70 tahun kabupaten Dairi dapat terus berkembang dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. “Kita berharap seluruh stakeholder dapat mewujudkan Dairi lebih maju dan lebih paten lagi pada fase yang akan datang,” kata Erry.

Bupati Dairi, KRA Johnny Sitohang Adinogoro mengapresiasi kehadiran Gubsu Tengku Erry Nuradi dalam rangka pesta budaya Njuah Njuah 2017. Kehadiran Gubsu diharapkannya dapat menjadi motivasi bagi masyarakat dalam melakukan pesta tersebut. “Kami menyampaikan selamat datang kepada bapak Gubsu dan rombongan, semoga hadirnya Gubsu dapat menjadi motivasi untuk menambah semangat masyarakat ketika melakukan pesta Njuah Njuah,” ujarnya.

Dikatakannya, pesta Njuah-Njuah ini, telah digelar mulai tanggal 25 September hingga berakhir tanggal 30 September 2017. Selama 6 hari digelar pesta ini diisi dengan berbagai kegiatan, antara lain, pagelaran tari tradisional, pagelaran kreasi Pakpak, Kolaborasi musik dan tari, kirab budaya, festival fashion, festival band, festival permainan tradisional, pameran kopi Sidikalang, pagelaran seni, show artis Pakpak, pagelaran budaya dan tari kolosal.

“Dari berbagai kegiatan ini, antusias masyarakat sangat tinggi hal itu terlihat dari jumlah hadirnya masyarakat ke lokasi ini setiap malam. Tujuan digelarnya kegiatan ini adalah untuk menggali potensi daerah budaya Pakpak, sehingga kita harapkan budaya kita bisa terangkat dan teramalkan sekaligus bisa menjadi tujuan wisata,” ujarnya.

Penutupan Pesta Budaya ini dimeriahkan juga dengan pawai budaya dan hasil bumi dari kabuapten Dairi yang dilakukan oleh jajaran SKPD, kecamatan dan kelompok masyarakat di kabupaten Dairi, selain itu juga turut dimeriahkan dengan kirab budaya dan festival fashion serta penyampaian paparan budaya.

Kopi Sidikalang

Dalam kesempatan itu Gubsu juga menyerahkan bantuan bibit kopi siap tanam dari AEKI Sumut kepada para petani Dairi. Ketua AEIKI Sumut Saidul Alam mengatakan pemberian bibit kopi Sidikalang kepada masyarakat yang tujuannya untuk mengangkat kembali citra kopi sidikalang yang sebenarnya sudah memiliki nama besar dan melegenda. Pada Pesta Budaya Njuah-njuah juga digelar Festival Kopi , dimana salah satu perkebunan kopi anggota AEKI yang memiliki kebun di Dairi memberikan bantuan bibit kepada para petani. “Inilah kerjasama yang dijalin melibatkan Pemkab, AEKI dan masyarakat untuk bersinergi mengembalikan citra kopi di Sumut khususnya kopi sidikalang,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, beberapa masyarakat menghadiahkan berbagai hasil pertanian, perkebunan dan perikanan serta produk olahan khas tempatan kepada Gubsu dan istri, juga kepada bupati serta para tamu yang hadir.