KARO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupateb Karo, menanggapi terkait rencana pemerintah yang akan merelokasi 1.655 Kepala Keluarga (KK) pengungsi Gunung Sinabung ke pengungsian Siosar tahap ketiga. Kepala BPBD Karo, Martin Sitepu mengatakan, saat ini sudah siap untuk membantu relokasi pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung untuk tahap ketiga. Namun masih menunggu izin dari Kementerian Kehutanan.

"Kita sudah pasti siap. Tapi, persoalannyakan izinnya dari Kementerian Kehutanan belum turun. Inikan harus diproses dulu," katanya, Sabtu (30/9/2017).

Martin juga menjelaskan, surat permohonan terkait relokasi sudah disampaikan ke Kementerian Kehutanan. Apabila telah mendapat izin mereka akan segera melakukan relokasi pengungsi Gunung Sinabung ke Siosar dan itu relokasi tahap ketiga.

"Prosesnya panjang, jadi permohonan kita sudah disampaikan tim terpadu turun dari Kementerian meniliti, menelaah. Pendataan sudah ada. Lalu, izin diberikan baru kita mulai laksanakan relokasi," jelasnya.

Sementara itu, relokasi tahap kedua, pengungsi diberikan dana untuk membangun dan membeli lahan sendiri. "Tahap kedua relokasi mandiri sudah 90 persen," ungkap Martin.

Sebelumnya, Kamis (28/9) di Jakarta rapat terbatas, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, memastikan telah mendapat lampu hijau dari pemerintah daerah dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait peruntukan lahan relokasi.

Dalam tahap ketiga, relokasi sisa dari semua pengungsi kurang lebih berjumlah 1.655 KK. Pada kesempatan ini, sudah terjadi komitmen berkaitan dengan izin antara Pemprov Sumut, Kabupaten Karo dan KLHK yang menyatakan, secepat-cepatnya akan ada relokasi pengungsi yang belum mempunyai tanah relokasinya yang sebesar 480 hektar.

Puan menambahkan, relokasi 1600an keluarga pengungsi Sinabung masuk realisasi relokasi tahap ketiga. Adapun total keluarga terdampak letusan Sinabung sebanyak 3331 keluarga.

Relokasi tahap pertama untuk 370 keluarga telah rampung pada 2010, termasuk pembangunan rumah. Sementara untuk tahap kedua, pembangunan rumah baru terlaksana sekitar 80 persen.