Panyabungan-Hasil panen padi petani sawah di Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) untuk musim tahun ini secara umum mengalami penurunan. Kondisi ini dipicu rusaknya beberapa irigasi, munculnya penyakit padi dan hanyutnya sebagian lahan di sekitar daerah aliran sungai akibat banjir beberapa bulan lalu di wilayah ini.

Informasi yang dihimpun dari berbagai petani mengatakan, turunnya hasil panen tahun ini jumlahnya cukup banyak mencapai 10-30 kaleng. Bahkan bagi areal persawahannya yang terserang penyakit hanya menghasilkan 5-10 kaleng.

Zulfan Lubis, salah seorang petani di wilayah Kotanopan menyampaikan, biasanya setiap panen ia mendapatkan hasil 60-70 kaleng, tapi untuk tahun ini hanya sekitar 40 kaleng.

"Turunnya hasil panen ini berlaku hampir bagi semua petani di wilayah ini. Penyebabnya kurangnya pasokan air karena seringnya rusak irigasi," ucap Zulfan.

Sedangkan hal yang di alami Aminah lebih parah lagi, "Untuk musim panen ini hasil sawahnya hanya sekitar 5 kaleng. Padahal biasanya mencapai 60 kaleng. Penyebabnya saat usia 2 bulan tanaman padi terserang penyakit. Daun tidak berkembang, bahkan berubah menjadi merah, bahkan uratnya menjadi membusuk," ucap Aminah.

Turunnya hasil panen ini tentunya cukup menyedihkan bagi petani. Pasalnya, hasil panen ini sangat diharapkan untuk belanja dan biaya sekolah anak anaknya.

Apalagi saat ini harga karet sedang turun, jadi hasil panen ini memang sangat di harapkan petani. Mareka berharap kejadian seperti ini tidak lagi terjadi pada musim panen depan.

Sedangkan Aspan Lubis, salah seorang Ketua Gapoktan di Kotanopan berharap, untuk mengantisipasi turunnya hasil panen di musim tanam berikutnya, Dinas Pertanian diharapkan turun tangan membantu petani untuk mecarikan solusi terbaik agar hasil panen ini tidak mengalami penurunan terus. Utamanya dalam hal penyuluhan, pendampingan, pemberiaan bibit unggul dan bantuan pupuk.