MEDAN-Sebanyak 180 siswa di SMA Negeri 2 Medan berstatus sebagai siswa tambahan dan terlibat dalam persoalan yang saat ini sedang berjalan proses penyelesaiannya. Namun, sejumlah pihak menyebut siswa-siswa tersebut sebagai "siswa siluman". 

Menanggapi hal itu, Kepala SMA Negeri 2 Medan Sutrisno menegaskan bahwa 180 siswa tersebut merupakan anak yang berprestasi dan berasal dari lingkungan yang baik. Maka tidak pantas disebut sebagai "siswa siluman". 

"Anak-anak yang masuk ini berprestasi, baik. Kondisi di lapangan, ada yang menyebut siswa siluman, ini sangat kita kecewakan. Penggunaan bahasa itu tidak cocok, mereka lahir dari lingkungan yang bersih," katanya saat diwawancarai RMOLSumut.com di SMA Negeri 2 Medan, Jumat (22/9).  

Oleh karena itu, Sutrisno meminta kepada semua pihak untuk menghentikan penggunaan bahasa "siswa siluman" tersebut. 

"Jangan diracuni dengan bahasa siswa siluman," tegasnya.  

Selain itu, Sutrisno juga mengapresiasi tekad dan usaha para siswa serta orang tua/wali yang saat ini masih berjuang untuk mendapatkan penyelesaian masalah yang terbaik. 

"Saya bangga dengan orang tua siswa yang telah berjuang, bertemu kepala dinas (Kepala Dinas Pendidikan Sumut), bertemu kami di sekolah. Mereka juga masih berjuang untuk anak-anaknya di sini. Saya yakin dan percaya perjuangan orang tuanya yang tulus ini akan berhasil," demikian Sutrisno.