TAPANULI SELATAN - Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Syahrul M Pasaribu menyatakan, program perpustakaan desa yang sudah menjadi percontohan skala nasional bertujuan agar mahasiswa dapat meningkatkan minat bacanya, sehingga mutu pendidikan semakin meningkat. “Saat ini zaman digitalisasi, semua mahasiswa sudah menggunakan peralatan tersebut. Namun, tidak ada salahnya, agar tekhnologi itu memacu untuk meningkatkan minat baca,” ujar Syahrul ketika menghadiri acara Masa Ta’aruf Mahasiswa Baru (Matamaru) di Universitas Muhammadiyyah Tapanuli Selatan (Tapsel), Senin (18/09/2017).

Di Tapsel, kata Bupati, secara bertahap sedang dikembangkan program satu desa satu perpustakaan dengan cara mempergunakan dana desa untuk membangun gedung perpustakaan mini.

Menurutnya, di Indonesia, saat ini hanya Pemkab Tapsel yang memiliki program seperti itu, sehingga, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh Pemkab Tapsel, karena program tersebut dianggap akan mempercepat kemajuan di bidang pendidikan.

"Program ini menjadi contoh skala nasional, karena hanya Tapsel yang memiliki program tersebut," tandasnya.

Dihadapan ribuan mahasiswa, Syahrul mengungkapkan, kemajuan suatu negara tidak terlepas dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki. Untuk itu, kedepannya diperlukan sinergitas dari seluruh stakeholder yang ada di wilayah Kabupaten Tapsel pada khususnya dan Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) pada umumnya, untuk percepatan peningkatan SDM yang dimiliki saat ini.

Politisi asal Partai Golkar itu mengatakan, Matamaru bertujuan untuk mengenalkan suasana kampus kepada seluruh mahasiswa baru, sehingga mendatangkan manfaat tersendiri bagi mahasiswa. Dijelaskannya, sistem diperkuliahan jauh berbeda dengan masa di sekolah. Artinya, pada saat sudah menjalani perkuliahan, mahasiswa harus lebih mandiri dan kreatif.

"Kemajuan yang akan didapat tergantung pada diri seorang mahasiswa, untuk itu ketika sudah menjadi mahasiswa dituntut lebih kreatif dan mandiri," tandasnya.

Diceritakannya, sistem Matamaru saat ini berbeda dengan pada masa yang dia alami saat masih kuliah di Universitas Sumatera Utara (USU). Namun, meski berbeda tapi tujuannya sama. Dia meminta kepada seluruh mahasiswa baru agar menjalankan semua agenda yang sudah disusun oleh kepanitiaan.

"Hari ini akan menjadi pengalaman berharga, karena tiga sampai empat tahun kedepan, apa yang didapatkan hari ini, akan bermanfaat," jelasnya.

Dia berharap kepada seluruh mahasiswa baru yang ikut Matamaru agar belajar dengan sungguh-sungguh, sehingga tercipta suatu generasi yang dapat dihandalkan untuk membangun Tapsel kedepannya.

Pada kesempatan tersebut, jumlah mahasiswa baru yang mengikuti Matamaru sebanyak 981 peserta, dengan rincian, 237 laki-laki, 644 perempuan, dan terdiri dari 355 mahasiwa dari FKIP, 180 mahasiwa Fisipol, 207 mahasiwa dari Fakultas Hukum, 195 mahasiwa Fakultas Pertanian, 24 mahasiwa Fakultas Peternakan, dan 40 mahasiwa Fakultas Agama Islam.