TAPSEL - Puluhan Hektare sawah petani di Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan mengalami Puso atau gagal panen. Petugas Hama Penyakit, Kecamatan Batang Angkola, Khoiruddin Marpaung, di Batang Angkola, Minggu, mengatakan kegalalan panen petani itu diakibatkan serangan hama tikus.

Hama tikus itu telah merusak sekitar 15 Ha tanaman padi di Desa Pasir Motogu, Desa Sipakko (6 Ha), Desa Muara Tais III (8Ha),Desa Pargumbangan (10 Ha), Sorimanaon (15 Ha), Sitampa Simatoras (10 Ha), Desa Sidadi I (16 Ha), dan Desa Bangun Purba sekitar 8 Ha.

"Memang hama tikus itu siklus 4-5 tahunan,"sebut Khoiruddin. Senada juga dikatakan Ketua Kelompok Tani Tani Jaya Desa Pasir Matogu, Mangaraon Pane(65).

Mangaraon Pane sendiri merasakan serangan hama tikus itu, bayangkan saja, biasanya dari lahan sawah 3 lungguk (0,5 Ha) miliknya bisa menghasilkan 200 kaleng Gabah Kering Panen (GBK) kini hanya berhasil 9 kaleng GBK.

Sedihnya Sanusi Harahap, umur padinya antara 60-80 hari yang dia tanam Juli diatas areal 6 lungguk (1 Ha) sama sekali puso.

Ketua Koptan Raprim Desa Pasir Matogu, Raja Siregar (64) mengatakan jangankan hasil untuk kembalikan modal bibit dan pupuk juga tidak kembali akibat serangan hama tikus itu.

Kepala Desa Pasir Matogu Iswanto Siregar mengatakan, untuk membasmi hama tikus masyarakat petani melakukan perburuan hama tikus, Minggu, dan lebih dua ribu ekor hama tikus berhasil dibasmi.

"Perburuan tikus itu dengan Gropiokan menggunakan alat alat cangkul, mesin babat, kayu alat pemukul, bahkan ada juga mengunakan senapan angin dan mengerahkan sejumlah ekor anjing peliharaan masyarakat,"sebutnya.

Untuk desa Pasir Matogu yang berpenduduk 132 Kepala Keluarga atau 776 Jiwa itu mayoritas bergantung hidup terhadap luas baku sawah di desa itu berkisar 121 Hektare.

Dalam perburuan hama tikus yang berulang-ualang masyarakat petani juga didampingi Penyuluh Pertanian Lapangan Desa Pasir Matogu, Mardayung Sakti.

"Untuk pembasmian hama tikus masyarakat petani khsususnya di wilayah Batang Angkola sangat membutuhkan racun tikus disamping kebutuhan benih pengganti bibit yang rusak akibat hama tikus sebelumnya,"kata Mardayung dan Khoiruddin Marpaung.