UNIVERSITAS Syiah Kuala (Unsyiah) memperingati milad ke 56 tahun melalui Rapat Senat Terbuka di gedung AAC Dayan Dawood. Hadir sebagai Dies Reader Kepala Staf TNI Angkatan Laut priode 2012 – 2015 Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio,.M.M menyampaikan orasi ilmiah dengan tema Kedaulatan Maritim di Serambi Mekkah: Prespektif Budaya dan Pariwisata, Rabu (13/9/2017). Rektor Unsyiah Prof.Dr.Ir. Samsul Rizal,M.Eng mengatakan pada usianya yang ke 56 tahun ini Unsyiah telah berhasil meraih banyak prestasi yang cukup membanggakan. Salah satu prestasi yang cukup fenomenal adalah lompatan nilai akreditasi Unsyiah dari C ke A.

“Pencapaian ini bahkan telah mengundang 18 Universitas dari luar Aceh untuk mempelajari cara, metoda dan semangat Unsyiah dalam mencapai lompatan nilai yang belum pernah terjadi di Indonesia ini,” kata Rektor.

Unsyiah menurut data Webometrics bahkan merupakan perguruan tinggi terbaik ke 5 secara nasional, untuk publikasi ilmiah internasional bereputasi yang disitasi oleh para ilmuan dunia. Dalam hal ini menurut Rektor, hanya ada empat perguruan tinggi nasional yang berada di atas Unsyiah yaitu ITB, UGM, IPB, dan UI.

“Secara umum, capaian Unsyiah di akhir priode Master Plan ini cukup memuaskan. Beberapa capaian bahkan melebihi target capaian Milestoneyang ditargetkan,” kata Rektor.

Meskipun beberapa target telah dicapai, namun Unsyiah masih memiliki peluang dan kesempatan yang sangat terbuka untuk terus berkembang di masa depan. Oleh sebab itu, menurut Rektor pada usianya yang ke 56 tahun ini Unsyiah terus berupaya untuk memperkuat Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi mandatnya yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian.

“Meskipun secara institusi kita sedang berada di jalur yang tepat untuk program pengembangan mutu berkelanjutan, namun komitmen kita untuk terus perbaikan dan penyempurnaan di segala bidang masih sangat diperlukan,” kata Rektor.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengungkapkan, Pemerintah Daerah Aceh sangat mengapreasiasi atas pencapaian prestasi besar Unsyiah selama ini. Khususnya akreditasi A Unsyiah yang menunjukkan bahwa lulusannya bermutu. Hal ini merupakan sebuah kebanggaan kolektif masyarakat Aceh.

“Mudah-mudahan prestasi ini bisa semakin mendorong Unsyiah menjadi pelopor dalam melahirkan generasi Aceh yang berintegritas, bertakwa serta memiliki inteletual kelas dunia. Ini sesuai dengan misi Aceh Caroeng,” ujar Irwandi.

Marsetio dalam orasi Ilmiahnya menjelaskan, kedaulatan maritim bisa dilihat dari prespektif sejarah dan budaya. Khusus untuk Aceh kalau dilihat dalam sejarah sebenarnya memiliki potensi maritim yang luar biasa. Begitu pula dalam prespekti budaya di mana Aceh adalah daerah yang tidak pernah dijajah. Terbukti pula dengan beberapa pengalaman bahwa Aceh memiliki semangat pengorbanan serta kemaritiman.

“Oleh sebab itu kita perlu bangun potensi ini dengan melihat bagaimana kejayaan masa kemaritiman Aceh mulai masa Kerajaan Samudra Pasai. Sebab kerajaan Pasai pada masanya adalah landasan untuk masayarakat Aceh saat ini untuk maju,” ujar Marsetio.

Untuk pembangunan di bidang maritim, menurut Marsetio ada empat hal yang harus menjadi fokus utama yaitu pembangunan kedaulatan maritim, penguatan hukum dan perjanjian maritim, pembangunan perbatasan maritim serta peningkatan ketahanan dan keamanan wilayah maritim.

Dalam rangakaian acara milad ini Unsyiah juga memberikan Pin Penghargaan kepada tokoh yang telah berjasa membangun Unsyiah yaitu Drs. Mahdi A Hasyimi (Putra Prof. Ali Hasyimi), Mardi Gaharu (Putra Brigjen (Purn) Syamaun Gaharu) dan Dr.dr. Reihana Marzuki Nyakman (Putri Drs. Marzuki Nyakman). Selain itu, Unsyiah juga memberikan penghargaan kepada dosen, tenaga pendidikan dan mahasiswa beprestasi Unsyiah tahun 2017.