MEDAN - Ditlantas Poldasu tak menampik masih banyaknya kesemrawutan lalulintas yang terjadi di sekolah yang berdiri persis di tepi jalan raya. Hal itu dikarenakan, banyaknya ketidakpahaman dan ketidaktertiban serta kurangnya sarana dan prasana parkiran. Seperti contoh kesemrawutan hingga berujung kemacetan yang sering terjadi di sekolah Methodist di kawasan Jalan Prof. HM. Yamin, Medan Timur. Walau telah dipersiapkan bagi pengendara mobil penjemput murid sekolah di lajur kiri, masih banyak kendaraan parkir di lajur kanan, ditambah parkir sembarangan yang panjang. Akibatnya, kemacetan panjang pun tak terelakan.

"Bagi orangtua dan keluarga yang menjemput dan kebanyakan pengguna roda empat yang memakai banyak tempat, lain lagi bagi para murid yang membawa kendaraannya. Sementara lahan parkir sekolah tidak ada atau tidak cukup. Makanya program saya gak muluk-muluk," ujar Dirlantas Poldasu, Kombes Heru Prakoso ketika ditanya wartawan, Rabu (13/9/2017).

Namun demikian, sambungnya, butuh kesadaran diri juga yang harus diterapkan bagi masyarakat dan itulah program jangka panjang dengan memasukan kurikulum disekolah mulai dari tingkat SD hingga SMA.

Selain itu pihaknya juga berharap keselarasan dan saling bahu membahu membangun ketertiban berlalu lintas di Sumut khususnya Kota Medan bersama stakeholder baik Jasa Raharja, Kepolisian, Bapeda, PU, Dishub.

"Lima pilar inilah yang harus ikut bergandengan bersama dalam memikirkan dan memperhatikan ketertiban dan kelangsungan berlalu lintas. Polri tidak bisa bekerja sendiri. Dan ini juga terkait mental dan prilaku para pengguna jalan. Ini harus dirubah. Karena kedisiplinan di kota Medan sangat memperhatinkan. Kita bangun ini karena saya berkeyakinan masih ada mental yang disiplin di Kota Medan," tandasnya.

Untuk itu, perwira berpangkat 3 melati emas ini dengan tegas dan tidak mau bermimpi kalau kota Medan lancar berkendara. Namun sesuai dengan amanat yang diemban, dirinya mengaku bersikeras dan sinergi mengatasi kemacetan dan ketertiban bagi pengendara di Kota Medan.

"Saya tidak bermimpi, kota Medan lancar berkendara. Tetapi yang saya harapkan dan saya impikan adalah ketaatan, kepatuhan, kedisiplinan dan saling menghargai pada para pengguna jalan. Saat sekarang ini, hanya karena tidak seimbang dengan fasilitas dan stakeholder serta banyaknya transportasi yang ada," akunya.

Dirinya juga yakin, bahwa untuk memperoleh tujuan itu, bisa mengimplementasikan program dengan dukungan seluruh pihak, agar membangkitkan kesadaran masyarakat khususnya Kota Medan supaya tertib berlalu lintas.

"Saya yakin masih ada orang di Medan mau untuk berdisiplin. Jangan menunggu orang lain berubah, mulailah dari diri kita sendiri. Waktu tidak akan terulang kembali, kita tidak akan bisa tergantikan oleh siapun dimata keluarga". Ingatlah itu dalam berkendara," pesannya mengakhiri.