MEDAN - Bank Indonesia berharap agar pendirian Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD Pangan bisa terealisasi di Sumatera Utara untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus menekan angka inflasi di daerah itu. "Pembentukan BUMD di Sumut dinilai semakin penting setelah melihat masih seringnya terjadi gejolak harga bahan pangan khususnya bawang merah dan cabai merah," ujar Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumut, Arief Budi Santoso di Medan, Rabu (6/9/2017).

Dia mengatakan itu dalam diskusi /belajar terbatas tentang fungsi dan wewenang Bank Indonesia.

Menurut Arief, hasil pantauan dan kajian BI, gejolak harga bahan pangan di Sumut cenderung karena stok yang tidak stabil dan distribusi yang kurang lancar

"Kalau ada BUMD, tentunya stok bisa semakin terjaga dengan pendistribusian yang lebih lancar," katanya.

Dengan harga yang terjaga, diharapkan inflasi kumulatif Sumut pada 2017 bisa sesuai target sebesar plus minus satu persen.

"BUMD Pangan dinilai perlu karena inflasi Sumut yang 1,01 persen di Agustus lalu di atas nasional yang justru mengalami deflasi.

Harga cabai sendiri menjadi penyumbang utama dengan andil 1,03 persen.

Pemprov Sumut sebelumnya belajar dari Jawa Timur yang sudah memiliki BUMD Pangan dengan mengelola beras.