SIBOLGA - Meski sudah berulang kali diperingati, namun sejumlah restauran, rumah makan dan usaha makro lainnya yang ada di Kota Sibolga, masih saja memakai LPG 3 kg. Terbukti, dari hasil sidak yang dilakukan oleh Pemko Sibolga melalui Disperindag, didampingi PT. Djuwilly Jaya Gasindo, agen tunggal penyalur LPG 3 kg untukl wilayah Sibolga dan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM), kemarin.

Sidak tersebut merujuk pada kondisi elpiji 3 kg yang belakangan langka di pasaran.

Ternyata benar, dari hasil sidak, ditemukan beberapa restauran dan rumah makan yang sudah dikategorikan sebagai usaha makro, yang mempunyai belasan tabung elpiji 3 kg.

Sebagai sanksi, tim sidak menyita setiap tabung yang berisi dan menggantinya dengan yang kosong.

Kemudian, tim juga mengembalikan uang pembelian sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp17.500.

Ada yang aneh saat sidak tersebut, waktu petugas menunjukkan tulisan pada tabung, yang menerangkan bahwa elpiji 3 kg hanya diperuntukkan bagi warga miskin, beberapa pemilik restauran malah dengan gamblang mengaku sebagai warga miskin. Tak kalah menariknya lagi, mereka sempat menolak pengembalian uang sesuai HET.

Pasalnya, mereka mengaku membeli gas dengan harga Rp20 ribu sampai Rp22 ribu pertabungnya.

Menurut Syahnan, Menager PT Djuwilly Jaya Gasindo, pihaknya akan segera memanggil kembali seluruh pangkalan. Bagi yang ketahun mengulangi perbuatannya kembali akan dikenakan sanksi tegas berupa penghentian pendistribusian.

Sementara itu Ketua LPKSM Kota Sibolga, Erwin Simatupang didampingi Sekretarisnya Kartika dan wakil ketua Binsar Simatupang mengatakan, kedepan pihaknya akan lebih tegas lagi kepada pengusaha nakal yang masih terus memakai elpiji 3 kg.

"Kalau kali ini, kita hanya kasih sanksi penarikan tabung yang berisi saja. Kalau kedepannya, mungkin tabungnyapun akan ikut kita tarik.

Karena, ini sudah keterlaluan, sudah berulangkali kita ingatkan, kalau tabung 3 kg ini hanya untuk masyarakat miskin," kata Kartika ketika dikonfirmasi Jumat (25/8/2017) pagi.