LABUHANBATU - Seperti hidup di zaman penjajahan, air putih pun mesti bayar. Hal itu didapati di salah satu toko buah di Rantauprapat bernama Tutty Fruty. Di toko ini, pedagang menjual segelas air putih seharga Rp2.000/gelas. "Seperti penjajahan zaman Belanda rasanya, air putihpun bayar dua ribu segelas. Di mana-mana toko enggak ada yang jual air putih, luar biasa kalau ini," kata salah seorang pengunjung, Susilawati, Sabtu (19/8/2017).

Ketidakwajaran itu juga dirasakan warga lainnya. Mereka terkejut tagihan dalam bon tertulis tangan air putih seharga Rp2.000/gelas.

"Mahalnya harga air putih di kotaku tentunya diharapkan akan menghasilkan PAD di daerahku," tulis Andi Khoirul Harahap melalui akun Facebooknya.

Amatan wartawan, di toko tersebut dikunjungi lebih kurang rata-rata 70 pengunjung setiap harinya. Jika dihitung pendapatan seharian untuk air putih sekitar Rp140 ribu atau sekitar Rp4,2 juta sebulan.

Warga pun berharap agar instansi terkait dapat melakukan sidak ke toko buah tersebut, sebagai pemeriksaan apakah toko setempat menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari air putih yang berhasil dijual setiap harinya.