MEDAN - Sejumlah obat berupa suplemen untuk keperluan atlet binaan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Medan dikabarkan hilang.

Obat yang diperkirakan bernilai jutaan rupiah itu seharusnya dibagikan kepada atlet di triwulan terakhir atau pada September 2017.

Ironisnya, akibat dari hilangnya satu kardus obat tersebut, seorang pegawai di Sekretariat KONI Medan, Ariyanto alias Botak (44) harus kehilangan pekerjaan karena dipaksa untuk mengundurkan diri.

"Saya dituduh telah mencuri obat dan dipaksa pihak Sekretariat KONI Medan untuk mengganti. Demi Allah saya tidak ada mencuri obat itu," kata Ariyanto.

Ayah dua anak yang masih balita ini memaparkan, peristiwa hilangnya obat sekitar sebulan lalu, dimana saat itu Ia diperintahkan untuk mengemas obat-obat tersebut agar lebih mudah dibagikan kepada atlet.

Dia mengaku memilah-milah obat itu dalam satu ruangan di Sekretariat KONI Medan. "Namun saya tidak tahu tiba-tiba obat itu hilang dan semua orang di situ menuduh saya," ujarnya.

Akibat sering mendapat hardikan, ancaman dan desakan untuk mengganti obat yang hilang, Ia mengaku kesal dan sempat tidak masuk kerja selama dua hari.

Hingga akhirnya, kata Ariyanto, Ketua KONI Medan Eddy Sibarani memanggil dan menyodorkan surat pengunduran dirinya. "Saat itu saya menolak menandatangani surat itu meski dipaksa," ujarnya.

Namun beberapa waktu kemudian, kata dia seorang mengaku utusan Ketua KONI Medan menemuinya di luar seraya mendesak Ariyanto untuk mengundurkan diri.

"Tidak usahpun kau tandatangani surat ini. Kau itu sudah dinyatakan mundur, jadi mending kau tandatangani aja," papar Ariyanto menirukan ucapan pesuruh tersebut.

Pegawai senior di Sekretariat KONI Medan, Dermawan yang dikonfirmasi wartawan membenarkan perihal kehilangan obat untuk atlet tersebut.

"Tapi kami tidak ada menuduhnya telah mencuri obat itu. Mungkin saja obatnya memang terbuang di tempat sampah," kata Dermawan.

Meski demikian, Ia mengaku tidak mengetahui tentang proses pengunduran diri Ariyanto dari Sekretariat KONI Medan. "Memang dia ada dipanggil Pak Eddy. Tapi kabarnya memang dia yang mau mundur," ucap Dermawan.

Hingga saat ini belum diketahui langkah apa yang akan dilakukan pimpinan KONI Medan terkait hilangnya obat untuk atlet yang pendanaannya bersumber dari APBD Kota Medan.

Sementara Eddy Sibarani belum bisa dihubungi untuk dilakukan konfirmasi, meski nada panggil pada nomor telepon selulernya aktif.