Langkat-Provinsi Lampung saat ini sedang panen raya semangka, 80% produksinya dipasok ke Medan. Akibatnya, harga semangka nonbiji produksi petani Binjai, Langkat dan Deliserdang di tingkat petani anjlok dari Rp 4.000 menjadi Rp 2.800/kg.

Produksi semangka dari Kota Binjai, Langkat, Lubukpakam Deliserdang selama ini mengisi pasar di Lhok Seumawe dan Banda Aceh serta Bireun, Provinsi Nangro Aceh Darussalam (NAD). Hanya sebahagian kecil mengisi pasar di Medan.

Pemasok semangka paling besar di Medan membeli semangka dari Provinsi Lampung berdasarkan borong buah, tidak berdasarkan kilogram.

"Ditambah lagi musim hujan, harga semangka kita anjlok. Kemarin masih Rp 4.000/kg, kita kirim ke Aceh, tetapi hari ini buah banjir, harga turun menjadi Rp 2.800/kg untuk semangka nonbiji. Sedangkan semangka esteim (sweetgol/oren) turun dari Rp 3.000 menjadi Rp 2.000/kg,” kata Darmanto, pedagang penampung semangka di Langkat untuk pasokan ke Aceh.

Mulyono, petani semangka di Desa Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Langkat dan Tanjung Jati Kota Binjai, mengakui harga jual semangka sudah turun.

"Memang turun, pedagang penampung di Medan menolak pasokan semangka dari Binjai dan Langkat, karena mereka sudah menerima pasokan dari Lampung, yang saat ini sedang panen,” ujarnya.

Sebagian petani semangka di Langkat yang rencananya memanen semangkanya 5 - 10 hari ke depan, berharap cuaca berubah normal.

"Kalau cuaca panas biasanya kebutuhan akan semangka meningkat. Kami berharap 4 hari ke depan suhu udara jangan mendung, jadi harga semangka tidak semakin anjlok, meski produksi semangka petani Lampung saat ini membanjir di Medan,” kata Sawen, petani semangka di Paluh Cingam, Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Langkat.