PENYABUNGAN-Akibat tingginya harga garam, nelayan pengrajin ikan asin di Kecamatan Batahan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina)m Sumatra Utara, terancam gulung tikar.

"Kami sudah tak mampu lagi membeli garam sebagai bahan utama membuat ikan asin, dengan harga sekarang ini," ujar Maskan Nur dan Khairul, pengrajin ikan asin, Senin (7/8/2017).

Mereka menjelaskan, ikan datang pada sore,sedangkan penjemuran pagi hari, perlu garam sebelum penjemuran dimulai.

"Begitu juga bagi nelayan tangkap, kami sulit membeli hasil tangkapan akibat garam tadi, harga ikanpun mahal. Sehingga untuk mengolah jadi ikan asin semua mahal, pengrajin akhirnya tidak melakukan penjemuran. Kita berharap agar harga kembali normal, " harap keduanya.

Masriadi Buana, pemilik kapal penangkap ikan mengaku sedih melihat usaha masyarakat pengrajin ikan harus berhenti akibat tidak sanggup membeli garam. Padahal, pekerjaan tersebut sangat diharapkan bagi penopang perekonomian keluarga.

"Miris melihat aktivitas penjemuran sepi akibat tak mampu beli garam. Karena itu kita mendorong pemerintah menjalankan program harga garam kembali normal, misal harga Rp 150.000/ sak ukuran 50 kg, jangan lagi Rp 300.000-an," ujar Ketua Pemuda Muhammadiyah Batahan ini

Tempat penjemuran ikan asin di Batahan terlihat kosong ikan