MEDAN - Akademisi sosial politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Shohibul Anshor Siregar menilai pendaftaran Edy Rahmayadi berpasangan dengan Musarajekshah ke partai Hanura Sumatera Utara akan berdampak negatif terhadap elektabilitas pasangan ini.

Sebab, banyak pendukung Edy berharap ia identik dengan Panglima TNI. "Para pendukungnya akan banyak yang pergi jika kemudian ia hanya menjadi tokoh yang berdasarkan peta politik identik dengan peta dukungan yang diperoleh Ahok di DKI," kata Shohib.

Dijelaskannya, akan ada kesulitan bagi Jenrdral bintang tiga ini untuk meraup dukungan dari konstituen terlebih alumni 212. "Dalam semangat 212 bahkan Jokowi pun nanti tidak akan didukung sama sekali untuk pilpres 2019. Itu semangat 212. Jadi ada kesulitan besar saya kira di sini," jelas koordinator umum Pengembangan Basis Sosial Inisiatif & Swadaya ('nBasis) ini.

Oleh karena itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD - IMM) priode 1986 - 1988 ini menyebutkan, Edy Rahmayadi harus berusah meyakinkan pendukungnya bahwa ia indentik dengan panglima TNI. "Ia (Edy) harus berusaha meyakinkan pendukungnya bahwa dirinya identik dengan panglima TNI Gatot," sebutnya.

Namun, ketika ditanya kemungkinan Edy mendaftar ke Hanura karena melihat peluang di partai besutan Wiranto itu, Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara (LHKP - PWMSU) ini menegaskan bahwa urusan penetapan calon yang diusung partai politik ada di Jakarta. "Itu, 'kan bukan urusan lokal. Semua partai ditentukan di Jakarta. Daerah hanya manut ke Jakarta. Sebaiknya ditunggu saja kabar dari Jakarta. Sebab, jika didukung oleh Hanura saja tidak cukup," kata Shohib menegaskan.

Sebelumnya, Musa Rajeksyah alias Ijek mengembalikan formulir sebagai Calon Wakil Gubernur Sumut mewakili Edy Rahmayadi ke partai Hanura Sumut untuk bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumut 2018, pada Jumat, (29/7/2017) pekan lalu.

Begitupun, pasangan ini harus mencari kursi tambahan dari partai politik lain untuk memenuhi syarat sebagai pasangan Calon Gubernur. Sebab, partai Hanura hanya memiliki 10 persen suara yang ada di DPRD Provinsi Sumatera Utara. Itu artinya, Hanura juga harus berkoalesi dengan partai lain untuk memenuhi syarat 20 persen suara.