Sidikalang-Sentra (lokasi) pertanaman bawang merah di Kabupaten Dairi bertambah. Jika selama ini, budidaya komoditas sayur-mayur itu hanya berfokus di Desa Silalahi serta Paropo, Kecamatan Silahisabungan, kini dikembangkan para petani di Kecamatan Sumbul dan Parbuluan.

Dua agen pengumpul hasil bumi di Kabupaten Dairi, Benget Sihombing dan Debora boru Siregar kepada wartawan di Sidikalang, mengatakan,saat ini petani di Kecamatan Sumbul serta Parbuluan mulai membudidaya bawang merah.

Untuk Kecamatan Parbuluan, konsentrasi penanaman di Desa Bangun. Sementara di Kecamatan Sumbul terdapat di Desa Perjuangan, Tanjung Beringin serta Pargambiran. Untuk kualitas, kata Benget, bawang merah produksi petani di dua Kecamatan tidak kalah bagus dengan hasil panen petani bawang merah dari Desa Silalahi maupun Paropo.

Debora menambahkan, umbi bawang merah dihasilkan cukup besar dan berkualitas bagus. Hanya, saat ini jumlah produksi belum sebesar dihasilkan petani di Kecamatan Silahisabunga Jika budidaya diperluas produksi pasti lebih banyak.

Benget maupun Debora mengatakan, bawang merah hasil petani Dairi ditolak ke pasar Aceh. Disebutkan Benget, harga jual bawang merah di tingkat petani Rp.18.000/kg. Harga tersebut sudah cukup bagus.

"Harga bawang petani anjlok disebabkan masuknya bawang merah dari luar Sumatera Utara, yakni dari Padang, Sumatera Barat," ujar Benget.

Menurut Benget, Pemerintah Kabupaten Dairi harus memberi perhatian terhadap petani bawang merah. Sebab, dengan bertambahnya sentra penanaman bawang merah akan menambah produksi. Karena itu, Pemkab harus membantu mencarikan pasar agar produksi petani bisa terjual, tidak menumpuk yang menyebabkan harga anjlok karena melimpah di satu daerah.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Dairi, Herlina Tobing mengakui areal budidaya bawang merah di daerah itu bertambah menjadi empat Kecamatan yakni di Kecamatan Silahisabungan, Sumbul, Parbuluan serta Siempat Nempu Hulu. Herlina menyebut, melalui dana APBD, Pemkab Dairi sudah membantu petani untuk sarana produksi.