PADANGSIDIMPUAN - Naiknya harga garam ternyata tidak hanya terjadi di kota-kota besar di tanah air ini, bahkan di Kota Padangsidimpuan harganya juga melejit hingga 200 persen. Seperti di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan, sejumlah pedagang mengaku, naiknya harga garam sudah berlangsung sejak bulan ramadan lalu. Kenaikannya pun bertahap, tidak sekaligus.

"Kalau masalah harga, sudah mengalami kenaikan sejak ramadan kemarin. Memang bertahap, dan sampai kini masih tetap mahal," ujar Indra Pohan, pedagang sembako, Minggu (30/7/2017).

Seperti garam merek jangkar, untuk ukuran kecil yang biasanya dijual Rp500 per bungkus, sekarang harus dijual Rp1500.

"Ada dua kali mengalami kenaikan, dari harga Rp500, naik Rp1000 dan sekarang harus dijual Rp1500 per bungkus. Baru bisa ada keuntungan meskipus sedikit," ujarnya sambil menunjukkan jenis garam yang naik.

Begitu juga dengan ukuran besar, yang biasanya dijual Rp3000 sekarang harus dijual Rp8000 per bungkus.

"Untuk ukuran yang besar juga naik drastis, dan harus dijual mengikuti harga dari modal yang kita beli," jelasnya.

Mengalami kondisi itu, Indra mengaku hal itu disebabkan pasokan garam yang ia ketahui sedang mengalami penurunan.

"Yang saya tahu, produksi garam memang menurun. Dan hal itu membuat harga menjadi naik," tukasnya.

Namun, kenaikan harga garam tidak berdampak signifikan terhadap penjualan. Sebab, harga yang dijual masih bisa dijangkau oleh warga.

"Meskipun harga naik, namun warga tetap membelinya. Karena garam ini termasuk kebutuhan yang wajib juga. Terhadap penjualan tidak ada dampaknya. Yang penting, barang jangan sampai kosong," Katanya.