MEDAN-Untuk mencari keberadaan tersangka Taufik seorang pengusaha event organizer (EO) yang tak diketahui keberadaannya hingga saat ini, akhirnya Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) berkoordinasi dengan pihak Kejaksaan Agung.

Direktur PT Multi Komunikation ini berperan sebagai rekanan yang berstatus tersangka dugaan korupsi dana sosialisasi peningkatakan aparatur Pemerintahan Desa di Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Pemprov Sumut tahun anggaran (TA) 2015 senilai Rp 40,8 miliar.?

?"Iya, kita sudah koordinasi dengan pimpinan, untuk segera memberitahukan ke NTB mencari dia (Taufik),"ucap Kepala Seksi Penyidikan Kejatisu, Iwan Ginting, Rabu (26/7/2017).?

?Diketahui, Taufik bertempat tinggal di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan selama proses penyidikan Taufik selalu mangkir dari pemanggilan penyidik Kejatisu, sehingga penyidik kesulitan untuk memeriksa tersangka.

?"Kita sudah berulang kali melayangkan panggilan, namun tak digubris. Dia (Taufik) sudah masuk pencarian Kejaksaan Agung. Tapi kita belum ada kabar sampai saat ini. Nanti kifa informasikan lagi," ujar Iwan Ginting.?

Sebelumnya, Penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) melakukan p‎enahanan terhadap Budhianto Suryanata.

Usai menjalani pemeriksaan, ‎Suryanata selaku direktur PT Proxima Convex langsung dilakukan penahanan oleh penyidik. Dalam kasus korupsi ini, tersangka sebagai pihak rekanan.

"Iya sudah kita tanan tersangka Budhianto Suryanata sore tadi," ungkap Jaksa Bidang Humas Kejatisu, Yosgernold Tarigan, Kamis (20/7).

Penahanan tersebut, dilakukan setelah melakukan pemeriksaan sekitar 5 jam dengan didampingi oleh penasehat hukum‎ Budhianto Suryanata. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan kesehatan di Klinik Kejatisu. Kemudian, dengan menggunakan mobil tahanan tersangka diboyong ke Rutan Klas IA Tanjung Gusta Medan.

"Sudah kita lakukan penahanan di Rutan Tanjung Gusta Medan, untuk 20 hari kedapan," ucap Yosgernold.

Pada hari itu, selain ‎Suryanata penyidik juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap seorang tersangka lainnya, bernama Taufik selaku Direktur Mitra Multi Komunication‎. Namun, Taufik tidak hadir dengan alasan sedang sakit.

"Kata kuasa hukumnya sakit. Tapi, tidak ada surat keterangan sakitnya. Kita akan jadwal ulang kembali pemanggilan dan pemeriksaannya," tutur ‎Yosgernold.

Sebelumnya, Kejatisu terlebih dahulu menahanan ‎Jaya Pramana Direktur PT Ekspo Kreatif Indo tersangka di Rutan Tanjung Gusta Medan, Senin (10/7) lalu.

‎Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 2 Subsidiari Pasal 3 Jo Pasal 18 ayat (2), (3) Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.

Dalam kasus ini, tim penyidik resmi menetapkan sebanyak empat tersangka dalam kasus ini, namun satu tersangka dari Direktur PT Shalita Citra Mandiri, Matharion Nainggolan meninggal dunia karena penyakit jantung pada 25 Februari 2017 lalu. Maka otomatis proses penuntutannya telah gugur.

Saat ini, tiga tersangka yang tersisa 3 tersangka, selain Rahmat yakni, Budhiyanto Suryanata selaku Direktur PT Proxima Convexi, Taufik selaku Direktur Mitra Multi Komunication‎.

Untuk diketahui, dugaan korupsi tersebut, pada sosialisasi peningkatan kapasitas aparatur Pemerintah Desa di Sumatera Utara pada tahun 2015, yang dilakukan Bapemas Prov Sumut. Dana sosialisasi‎ kapasitas aparatur Pemerintah Desa di Sumatera Utara, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2015, senilai Rp 40,8 miliar.

Penyidik Pidsus Kejatisu, menyebutkan pengusutan kasus dugaan korupsi itu, yang dilakukan Pidana Khusus (Pidsus) Kejatisu, tertuang pada nomor surat perintah penyidikan (Sprindik) : Print. 21/N.2/05/2016.